ISI
2.1 PENDAHULUAN
“4 sehat 5 sempurna” istilah ini
sudah begitu masyarakat dan menjadi pedoman dalam menyusun menu makanan
sehari-hari. Meskipun pedoman itu sudah melekat di benak, tetapi pemenuhan gizi
tetap saja tidak seimbang. Dewasa ini yang menjadi masalah dikalangan peternak
adalah kemahalan harga rangsum ternak disbanding dengan harga ternak itu
sendiri.
Dengan demikian, peternak menjadi
kebingungan untuk mencari pakan ternak. Sebetulnya banyak sekali bahan di alam
ini yang bisa digunakan untuk pakan ternak yang penting harus memenuhi beberapa
syarat berikut:
1)
bahan
pakan ternak tidak bersaing dengan bahan pakan manusia.
2)
ketersediaan
bahan pakan terjamin ada.
3)
kualitas
gizi pakan terpenuhi
4)
harga
bahan pakan relative tidak mahal.
2.2 TERNAK DAN KEBUTUHANNYA
A. JENIS TERNAK
Hewan ternak adalah hewan yang
dipelihara dan hidup di bawah pengawasan manusia.
1) Menurut besar kecilnya ukuran tubuh ternak dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Ternak unggas
b. Ternak kecil
c. Ternak besar
2) Menurut hasil yang diberikan ternak dibedakan menjadi:
a.
ternak tarik
b. Ternak konsumsi
B. KEBUTUHAN TERNAK
Ø Air
Ø Karbohidrat
Ø Lemak
Ø Protein
Ø Mineral
Ø Vitamin
C. KEBUTUHAN PAKAN TERNAK
Komposisi dan pemilihan jenis pakan
yang tepat sangat berpengaruh terhadap kondisi dan tingkat produktifitas
ternak.
- Berbagai jenis pakan ternak
1)
Menurut asalnya
adalah rumput,daun daunan,daun-daunan dari jenis kacang,umbi-umbian,dedak dan
bungkil.
2)
Menurut fungsinya adalah hijau kering,hijauan segar dan pasture,silase,pakan sumber
energi,pakan sumber protein,pakan sumber meneral,pakan sumber vitamin,dan pakan
tambahan.
3)
Menurut bentuk fisiknya adalah makanan butiran,berbentuk tepung,dan berbentuk
cairan.
- Pemanfaatan tanaman yang berpotensi
1)
Talas
2)
Ketela
pohon
3)
Daun
Lamtoro
2.3 LIMBAH UNTUK PAKAN
TERNAK
A.
Berbagai
jenis limbah
SAMPAH
Sampah merupakan semua
bahan sisa yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak digunakan lagi oleh
manusia. Penggunaan sampah sebagai bahan pakan ternak sebetulnya sudah
dilakukan cukup lama. Pada tahun 1954, sampah yang diberikan bersama-sama
dengan kotoran sungai ternyata mampu meningkan produksi susu dan berat badan
ternak.
1)
Daun
pisang
Tidak dapat dipungkiri bahwa makanan
dan kue-kue tradisional Indonesia umumnya dibungkus dengan daun pisang. Mulai
dari nasi bungkus sampai kemakanan jajanan seperti: nagasari, lemper, kue
bugis, dsb.
Dalam setiap 100 gram daun pisang
terkandung lemak sebanyak 4,31 gram protein, 33,10 gram karbohidrat, dan
kalorinya mencapai 244 kkal, sementara serat kasarnya hanya sekitar 15,21 gram.
Semua unsur tersebut jelas merupakan zat gizi yang dibutuhkan ternak.
Sebelum diberikan kepada ternak,
sampah yang berupa daun-daun pisang ini dicuci dan dibersihkan dulu. Kemudian
langsung diberikan pada ternak agar gizinya tidak hilang.
2)
Kertas
koran
Semua orang pasti sependapat bahwa
kertas koran termasuk sampah yang banyak dijumpai. Walaupun agak mustahil
kenyataannya sampah jenis inipun bisa digunakan sebagai pakan ternak.
Sebagai pakan pendukung kertas koran
dapat dicampurkan kedalam ransum yang diproses dulu, yaitu kertas koran setelah
dicuci lalu dimasak dalam air bersih hingga menjadi larutan yang kental seperti
bubur.
Dalam penelitian Urip Santosa, beliau
mengatakan bahwa ternak yang diberi kertas koran 7,5-15% dalam ransumnya,
ternyata menampakkan penambahan berat badan. Kandungan gizi pada kertas koran
misalnya: mineral seperti: kalsium, fosfor, magnesium, kalium, mangaan, besi,
tembaga, dan seng, selain itu proteinnya juga ada.
3)
Limbah
rumah tangga, restoran, dan hotel.
Yang termasuk
didalamnya sangat beragam seperti: sayuran,buah, tulang, ikan, daging, telur,
dan aneka jenis makanan lainnya yang masih mempunyai gizi. Oleh karena itu tak
salah bila sisa-sisa makanan tersebut digunakan untuk pakan ternak.
Limbah jenis
ini kecuali tulang, bisa langsung diberikan pada ternak. Sedangkan untuk tulang
perlu diproses untuk menjadi tepung.
4)
Limbah
rumah potong
Rumah potong adalah tempat terjadinya
proses pengolahan awal ternak menjadi hasil ternak, baik ternak unggas maupun
ruminansia. Rumah potong sering disebut rumah jagal atau pejagalan. Disini
ternak dipotong, dikuliti, dibersihkan dan dipotoing kecil untuk di jual,
bahkan mulai dari usus, tulang kepala yang masih ada dagingnya , kaki, hingga
ekor untuk pedagang soto babat.
Para peternak di Indonesia tetap bisa
menggunakan tulang kering yang sudah tidak dipakai lagi. Setelah tulang itu
dibersihkan dari debu atau kotoran lain, lalu ditumbuk halus sampai menjadi
tepung. Tepung tersebut bisa diberikan 2,5% atau 10% dari ransum.
5)
Limbah
industri
Limbah-limbah industri itu seperti:
Limbah perikanan
Limbah pertanian
Limbah industri makanan
Cara pembuatan kompos:
a.
Siapkan
lubang 2 x 2 m2 dan diisi tanah humus atau daun kering.
Masukkan tumpukan sampah yang akan
dikomposkan diatas tanah tanah atau daun tadi dengan ketebalan sekitar 30 cm,
lalu tumpuk dengan tanah atau daun lagi dan sampah lagi begitu seterusnya
sampai ketinggian 1,5 m, tunggu sampai
10 hari.
b.
Tumpukan
harus selalu basah dan lembab. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu
disiram setiap kali tumpukan kering. Dengan demikian proses peragian bisa
berjalan cepat dan giat akibat naiknya suhu 50-60o C.
c.
Sesekali
tambahkan pupuk urea, ZA dan super fosfat agar perombakan cepat berlangsung.
Disamping itu perlu ditambahkan pula kapur dan abu dapur agar pertumbuhan jamur
dapat dicegah. Selain itu kegunaan kapur dan abu dapur adalah untuk menaikkan
pH.
d.
Satu
bulan kemudian tumpukan bisa dibongkar dan dibalik yang atas diletakkan dibawah
dan yang bawah diletakkan diatas. Pembongkaran dilakukan setiap bulan sampai
3-4 bulan berturut-turut. Setelah itu barulah dihasilkan kompos dan digunakan
sebagai kompos. Sampah bisa pula digunakan untuk sarang cacing dan cacingnya
bisa digunakan untuk pakan ternak.
e.
Sampah
kering berupa daun, rumput, serbuk gergajib dan jerami dicampur dengan pupuk
kandang dengan perbandingan 40-50% dan 50-60%. Setiap volume 7 m3
tambahkan 0,5 kg kapur.
f.
Campuran
diletakkan pada bak berukuran panjang 2,5 m, lebar 0,9 m dan tinggi 0,4 m.
Setiap satu minggu sekali campuran diaduk dan disiram agar kelembabannya selalu
terjaga.
g.
Setelah
campuran tersebut berumur 3 minggu cacing bisa segera dibiakkan didalamnya.bila
kondisinya baik diperkirakan 7-10 hari akan menghasilkan 1kapsul telur dan
menetas 14-21 hari kemudian, dimana 1kapsul telur dapat menghasilkan 2-20 ekor
anak-anak cacing
B.
Pembuatan
Palet
· Ransum diuapkan pada suhu 140-180oC
dengan kelembaban 17% sampai ransum menjadi lunak dan kental.
· Raqnsum yang sudah lunak dan kental
ditekan-tekan dalam cetakan yang mempunyai lubang.
· Setelah butiran palet terbentuk
angin-anginkan dan keringkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar