Minggu, 22 Desember 2013

LIMBAH UNTUK PAKAN TERNAK



ISI
2.1 PENDAHULUAN
“4 sehat 5 sempurna” istilah ini sudah begitu masyarakat dan menjadi pedoman dalam menyusun menu makanan sehari-hari. Meskipun pedoman itu sudah melekat di benak, tetapi pemenuhan gizi tetap saja tidak seimbang. Dewasa ini yang menjadi masalah dikalangan peternak adalah kemahalan harga rangsum ternak disbanding dengan harga ternak itu sendiri.
Dengan demikian, peternak menjadi kebingungan untuk mencari pakan ternak. Sebetulnya banyak sekali bahan di alam ini yang bisa digunakan untuk pakan ternak yang penting harus memenuhi beberapa syarat berikut:
1)      bahan pakan ternak tidak bersaing dengan bahan pakan manusia.
2)      ketersediaan bahan pakan terjamin ada.
3)      kualitas gizi pakan terpenuhi
4)      harga bahan pakan relative tidak mahal.
2.2 TERNAK DAN KEBUTUHANNYA
A.    JENIS TERNAK
Hewan ternak adalah hewan yang dipelihara dan hidup di bawah pengawasan manusia.
1)      Menurut besar kecilnya ukuran tubuh ternak dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Ternak unggas
b. Ternak kecil
c. Ternak besar
2)      Menurut hasil yang diberikan ternak dibedakan menjadi:
a.  ternak tarik
b. Ternak konsumsi
B. KEBUTUHAN TERNAK
Ø  Air
Ø  Karbohidrat
Ø  Lemak
Ø  Protein
Ø  Mineral
Ø  Vitamin
C. KEBUTUHAN PAKAN TERNAK
Komposisi dan pemilihan jenis pakan yang tepat sangat berpengaruh terhadap kondisi dan tingkat produktifitas ternak.
  1. Berbagai jenis pakan ternak
1)      Menurut asalnya adalah rumput,daun daunan,daun-daunan dari jenis kacang,umbi-umbian,dedak dan bungkil.
2)      Menurut fungsinya adalah hijau kering,hijauan segar dan pasture,silase,pakan sumber energi,pakan sumber protein,pakan sumber meneral,pakan sumber vitamin,dan pakan tambahan.
3)      Menurut bentuk fisiknya adalah makanan butiran,berbentuk tepung,dan berbentuk cairan.
  1. Pemanfaatan tanaman yang berpotensi
1)      Talas
2)      Ketela pohon
3)      Daun Lamtoro
2.3 LIMBAH UNTUK PAKAN TERNAK
A.    Berbagai jenis limbah
SAMPAH
Sampah merupakan semua bahan sisa yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak digunakan lagi oleh manusia. Penggunaan sampah sebagai bahan pakan ternak sebetulnya sudah dilakukan cukup lama. Pada tahun 1954, sampah yang diberikan bersama-sama dengan kotoran sungai ternyata mampu meningkan produksi susu dan berat badan ternak.
1)      Daun pisang
Tidak dapat dipungkiri bahwa makanan dan kue-kue tradisional Indonesia umumnya dibungkus dengan daun pisang. Mulai dari nasi bungkus sampai kemakanan jajanan seperti: nagasari, lemper, kue bugis, dsb.
Dalam setiap 100 gram daun pisang terkandung lemak sebanyak 4,31 gram protein, 33,10 gram karbohidrat, dan kalorinya mencapai 244 kkal, sementara serat kasarnya hanya sekitar 15,21 gram. Semua unsur tersebut jelas merupakan zat gizi yang dibutuhkan ternak.
Sebelum diberikan kepada ternak, sampah yang berupa daun-daun pisang ini dicuci dan dibersihkan dulu. Kemudian langsung diberikan pada ternak agar gizinya tidak hilang.
2)      Kertas koran
Semua orang pasti sependapat bahwa kertas koran termasuk sampah yang banyak dijumpai. Walaupun agak mustahil kenyataannya sampah jenis inipun bisa digunakan sebagai pakan ternak.
Sebagai pakan pendukung kertas koran dapat dicampurkan kedalam ransum yang diproses dulu, yaitu kertas koran setelah dicuci lalu dimasak dalam air bersih hingga menjadi larutan yang kental seperti bubur.
Dalam penelitian Urip Santosa, beliau mengatakan bahwa ternak yang diberi kertas koran 7,5-15% dalam ransumnya, ternyata menampakkan penambahan berat badan. Kandungan gizi pada kertas koran misalnya: mineral seperti: kalsium, fosfor, magnesium, kalium, mangaan, besi, tembaga, dan seng, selain itu proteinnya juga ada.
3)      Limbah rumah tangga, restoran, dan hotel.
Yang termasuk didalamnya sangat beragam seperti: sayuran,buah, tulang, ikan, daging, telur, dan aneka jenis makanan lainnya yang masih mempunyai gizi. Oleh karena itu tak salah bila sisa-sisa makanan tersebut digunakan untuk pakan ternak.
Limbah jenis ini kecuali tulang, bisa langsung diberikan pada ternak. Sedangkan untuk tulang perlu diproses untuk menjadi tepung.
4)      Limbah rumah potong
Rumah potong adalah tempat terjadinya proses pengolahan awal ternak menjadi hasil ternak, baik ternak unggas maupun ruminansia. Rumah potong sering disebut rumah jagal atau pejagalan. Disini ternak dipotong, dikuliti, dibersihkan dan dipotoing kecil untuk di jual, bahkan mulai dari usus, tulang kepala yang masih ada dagingnya , kaki, hingga ekor untuk pedagang soto babat.
Para peternak di Indonesia tetap bisa menggunakan tulang kering yang sudah tidak dipakai lagi. Setelah tulang itu dibersihkan dari debu atau kotoran lain, lalu ditumbuk halus sampai menjadi tepung. Tepung tersebut bisa diberikan 2,5% atau 10% dari ransum.
5)      Limbah industri
Limbah-limbah industri itu seperti:
Limbah perikanan
Limbah pertanian
Limbah industri makanan
Cara pembuatan kompos:
a.       Siapkan lubang 2 x 2 m2 dan diisi tanah humus atau daun kering.
Masukkan tumpukan sampah yang akan dikomposkan diatas tanah tanah atau daun tadi dengan ketebalan sekitar 30 cm, lalu tumpuk dengan tanah atau daun lagi dan sampah lagi begitu seterusnya sampai ketinggian 1,5 m, tunggu sampai
10 hari.
b.      Tumpukan harus selalu basah dan lembab. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu disiram setiap kali tumpukan kering. Dengan demikian proses peragian bisa berjalan cepat dan giat akibat naiknya suhu 50-60o C.
c.       Sesekali tambahkan pupuk urea, ZA dan super fosfat agar perombakan cepat berlangsung. Disamping itu perlu ditambahkan pula kapur dan abu dapur agar pertumbuhan jamur dapat dicegah. Selain itu kegunaan kapur dan abu dapur adalah untuk menaikkan pH.
d.      Satu bulan kemudian tumpukan bisa dibongkar dan dibalik yang atas diletakkan dibawah dan yang bawah diletakkan diatas. Pembongkaran dilakukan setiap bulan sampai 3-4 bulan berturut-turut. Setelah itu barulah dihasilkan kompos dan digunakan sebagai kompos. Sampah bisa pula digunakan untuk sarang cacing dan cacingnya bisa digunakan untuk pakan ternak.
e.       Sampah kering berupa daun, rumput, serbuk gergajib dan jerami dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 40-50% dan 50-60%. Setiap volume 7 m3 tambahkan 0,5 kg kapur.
f.       Campuran diletakkan pada bak berukuran panjang 2,5 m, lebar 0,9 m dan tinggi 0,4 m. Setiap satu minggu sekali campuran diaduk dan disiram agar kelembabannya selalu terjaga.
g.      Setelah campuran tersebut berumur 3 minggu cacing bisa segera dibiakkan didalamnya.bila kondisinya baik diperkirakan 7-10 hari akan menghasilkan 1kapsul telur dan menetas 14-21 hari kemudian, dimana 1kapsul telur dapat menghasilkan 2-20 ekor anak-anak cacing
B.     Pembuatan Palet
·   Ransum diuapkan pada suhu 140-180oC dengan kelembaban 17% sampai ransum menjadi lunak dan kental.
·   Raqnsum yang sudah lunak dan kental ditekan-tekan dalam cetakan yang mempunyai lubang.
·   Setelah butiran palet terbentuk angin-anginkan dan keringkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar