BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah sumber daya kehidupan
bukan hanya objek untuk hidup tetapi suatu konsep yang positif dan
tidak dapat dilepaskan dari sosial serta
kekuatan personal.
Promosi
kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi Ottawa Charter, bahwa
promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat secara
fisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan
cita-citanya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi
lingkungannya.
Salah satu
usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan
pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat di bangku sekolah tapi juga bisa
dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. yang biasa disebut dengan
promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Mengingat
kita sebagai mahasiswa dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan memberikan
pemaparan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat, maka didalam makalah
ini kami akan membahas tentang “Promosi Kesehatan dalam Pelayanan
Keperawatan”.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara meningkatkan
tingkat kesehatan di masyarakat?
2. Apa manfaat dari
promosi kesehatan?
3. Bagaimana perubahan sikap atau perilaku dampak dari promosi
kesehatan yang dialami masyarakat?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan
kami untuk mengaplikasikan teori yang di dapat dalam memberikan promosi
kesehatan terhadap pasien.
1.3.2
Tujuan Khusus
1)
Mengetahui batasan-batasan
perilaku dalam hidup sehat.
2)
Mengetahui bentuk-bentuk
perubahan perilaku menuju hidup sehat.
3)
Mengetahui strategi
perubahan perilaku dalam promosi kesehatan.
4)
Cara-cara perubahan
perilaku menuju hidup sehat.
1.4 Manfaat
Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat memberikan
promosi kesehatan secara efektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Healthy People
Visi promosi kesehatan di sampaikan pada tahun
1979 pada laporan umum ahli bedah healthy people yang menekankan promosi
keshatan dan pencegahan penyakit. Healthy people 2000 diberlakukan pada tahun
1990 dan memberikan kerangka kerja untuk promosi kesehatan
nasional,perlindungan kesehatan,dan strategi layanan pencegahan(u.s.departemen
of health and human service
[USDHHS],1990). Healthy people 2010 :
understanding and improving healthy (USDHHS, 2000) menyajikan strategi 10 tahun
yang komprehensif untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakit
ketunadayaan, dan kematian dini. Dua tujuan utama dari healthy people 2010
mencerminkan perubahan demografi bangsa :
1.
“ meningkatkan
kualitas dan masa hidup sehat “ mengindikasikan populasi yang menua atau yang
“menguban”
2.
“ menghilangkan
kesenjangan kesehatan” mencerminkan keragaman populasi.
Untuk mendukung tujuan ini,
healthy people 2010 berisi 467 sasaran untuk memperbaiki kesehatan. Sasaran ini
diatur dalam 28 area fokus. Healthy people 2010 juga menetapkan sekelompok
indikator kesehatan utama yang mencerminkan perhatian kesehatan masyarakat di
Amerika Serikat pasda awal abad ke-21. Tiap indikator berhubungan dengan
beberapa sasaran kesehatan. Indikator ini di harapkan membantu penyusunan rencana
tindakan untuk memperbaiki kesehatan baik individu maupun komunitas.
Landasan healthy people 2010
adalah keyakinan bahwa kesehatan individu terkait erat dengan kesehatan
komunitas dan sebaliknya. Sebagai contoh, kesehatan komunitas dipengaruhi oleh
keyakinan, sikap dan perilaku individu yang tinggal di komunitas. Oleh karena
itu, visi healthy people 2010 adalah “masyarakat sehat di komunitas sehat”
(USDHHS, 2000, hlm 3). Akibatnya, kemitraan penting untuk memperbaiki kesehatan
individu dan komunitas. Perusahaan, pemerintah setempat, dan organisasi sipil,
profesional dan agama dapat berpartisipasi. Contohnya mencakup mesponsori pekan
raya kesehatan,mendirikan program kebugaran,memulai daur ulang komunitas dan
membuat jadwal imunisasi.
Dengan demikian,promosi
kesehatan mencangkup program memodifikasi lingkungan dan perilaku individu.
Promosi kesehatan mencangkup penyuluhan tentang gaya hidup dan perubahan
perilaku, perkembangan komunitas ,perubahan komunikasi,perubahan organisasi dan
di tingkat politis undang-undang.
2.2 Batasan Promosi Kesehatan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain,baik individu ,kelompok ,atau
masyarakat. Sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik,dari
batasan ini tersirat unsur unsur pendidikan yakni :
1. Input
2. Proses
3. Output
Adapun batasan promosi kesehatan adalah yang
mencakup tentang:
1. Perubahan perilaku contohnya perilaku
kesehatan masyarakat bisa dinilai dari perilaku negatif berubah menjadi perilaku
positif,khususnya didalam kesehatan masyarakat itu sendiri.
2. Pembinaan perilaku, contohnya perilaku
kesehatan yang sudah hidup sehat dan baik, baru dibina agar dipertahankan
perilaku baik dalam menjaga kesehatannya.
3. Pengenbangan perilaku contohnya membiasakan
hidup sehat bagi anak- anak.
Empat
Visi Promosi Kesehatan
Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia (UU
Kesehatan No. 23 Tahun 1992)
“Meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk memelihara & meningkatkan derajad kesehatannya fisik, mental
& sosial sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial“
Kata Kunci Visi Promosi Kesehatan :
1)
Willingnes (
Mau )
2)
Ability ( Mampu
)
3)
Memelihara
Kesehatan :
Mau
dan mampu mencegah penyakit, melindungi diri dari kesehatan dan mencari
pertolongan pengobatan yang profesional bila sakit.
4) Meningkatkan Kesehatan :
Mau
dan mampu mencegah penyakit, kesehatan perlu ditingkatkan bersifat dinamis.
Misi Promosi
Kesehatan
1)
Advokat (advocate)
Ditujukan
kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan.
2) Menjembatani (mediate)
Menjalin
kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
3)
Memampukan (enable)
Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara
Mandiri.
2.3 Area
Aktivitas Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Promosi kesehatan
Ilmu dicakup Promosi kesehatan dikelompokkan
2 bidang :
1. Ilmu Perilaku yaitu Dasar
membentuk Perilaku Manusia.
2. Ilmu-Ilmu yang diperlukan untuk
Intervensi Perilaku.
Ruang Lingkup Promkes didasarkan pada 2
Dimensi, yaitu :
1. Dimensi Aspek Sasaran Pelayanan
Kesehatan.
2. Dimensi Tempat Pelaksanaan Promosi
Kesehatan atau Tatanan (setting )
Dimensi Aspek Sasaran Pelayanan
Kesehatan, yaitu :
1.
Promkes pada Tingkat Promotif
Sasaran : Kelompok orang sehat
Tujuan : Mampu meningkatkan kesehatannya
Dalam suatu populasi 80% - 85% orang yg
benar-benar sehat (Survei di negara berkembang) memelihara kesehatannya sehingga
jlhnya dpt dipertahankan
2.
Promkes pada Tingkat Preventif
Sasaran : Kelompok orang sehat & kelompok
high risk (bumil, bayi, obesitas, PSK dll)
Tujuan : Mencegah kelompok tsb agar tdk jatuh sakit
Primary Prevention
3.
Promkes pada Tingkat Kuratif
Sasaran : Para penderita penyakit, utamanya
penyakit kronis (DM, TBC, Hipertensi)
Tujuan : Mencegah penyakit tsb tdk menjadi lebih parah
Secondary Prevention
4.
Promkes pada Tingkat Rehabilitatif
Sasaran : Para penderita penyakit yg baru
sembuh (recovery) dr suatu penyakit
Tujuan : Segera pulih kembali kesehatannya
& / mengurangi kecatatan seminimal mungkin
Tertiary Prevention
2.4
Model Promosi Kesehatan
Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi
kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan.
Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan
promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model
(TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of
Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.
2.4.1
Model
keyakinan kesehatan (Healty Belif Model)
Model
Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM) dikembangkan sejak 1950 oleh
kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika.
Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara
luas dalam program pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering
dipertimbangkan sebagai kerangka utama perilaku kesehatan yang dimulai dari
pertimbangan orang-orang tentang kesehatan. Selain itu, model keyakinan
kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi prioritas beberapa faktor
penting yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam
situasi yang tidak menentu (Rosenstock, 1990).
2.4.2 Aplikasi Model Keyakinan Kesehatan
Model
keyakinan kesehatah adalah prilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis
dan mencakup berbagai perilaku seperti pemeriksaan dan pencegahan serta imunitas.
Contohnya, model keyakinan kesehatan dalam imunisasi memberi kesan bahwa orang
yang mengikuti program imunisasi percaya terhadap hal-hal berikut:
1.
Kemungkinan
terkena penyakit tinggi (rentan penyakit)
2.
Jika
terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius
3.
Imunisasi
merupakan cara paling efektif untuk pencegaha penyakit
Model
keyakinan kesehatan melingkupi kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang
dikaitkan dengan perkembangan, termasuk gaya hidup tertentu seperti merokok,
diet, olahraga, perilaku keselamatan, penggunaan alkohol, penggunaan kondom
untuk pencegahan AIDS dan gosok gigi. Promoai kesehata dan pencegahan penyakt
telah lebih ditekankan pada kontrol resiko. Penelitian terjadinya gejala dan
resfons terhadap gejala menggambarkan secara lengkap bagaimana individu
menginterpretasikan keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku selektif. Gambar
tentang kesakitan diterjemahkan.
2.5 Tahap Perubahan Perilaku Kesehatan.
2.5.1 Teori-teori Perubahan Perilaku
a) Teori S-O-R:
1.
Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus –
Organisme — Respons.
2.
Perubahan perilaku terjadi dengan cara
meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus).
3.
Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi
melalui proses pembelajaran (learning process).
Materi pembelajaran adalah stimulus.
Proses perubahan perilaku menurut
teori S-O-R.:
a. Adanya stimulus (rangsangan):
Diterima atau ditolak
b. Apabila diterima (adanya
perhatian) mengerti (memahami) stimulus.
c. Subyek (organisme) mengolah
stimulus, dan hasilnya:
Kesediaan untuk bertindak terhadap
stimulus (attitude)
Bertindak (berperilaku) apabila
ada dukungan fasilitas (practice)
b) Teori “Dissonance” : Festinger
Perilaku seseorang pada saat
tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau
keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang
lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan
(dissonance). Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya
dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan
akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:
Terjadinya perubahan perilaku karena adanya
perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang. Contoh:
Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan
antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran periksa hamil).
c) Teori fungsi: Katz
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh
sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang
(subyek). Prinsip teori fungsi:
a)
Perilaku merupakan fungsi instrumental
(memenuhi kebutuhan subyek)
b)
Perilaku merupakan pertahanan diri dalam
menghadapi lingkungan (bila hujan, panas)
c)
Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi
arti obyek (respons terhadap gejala
sosial)
d)
Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif
dalam menjawab situasi (marah,senang)
d) Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
· Perilaku adalah merupakan
keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan
(restraining forces).
· Perubahan perilaku terjadi apabila
ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut.
· Kemungkinan terjadinya
perubahan-perubahan perilaku:
a.
Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan
tetap.
b.
Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan
menurun.
c.
Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan
penahan menurun
.
2.5.1 Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku
a) Perubahan alamiah (natural
change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam (lingkungan) secara
alamiah
b) Perubahan terencana (planned
change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh yang bersangkutan
c) Kesiapan berubah (Readiness to
change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada
diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap
individu.
2 Pendekatan Untuk Mengubah Perilaku
a.
Informasi
b.
Pemasaran
c.
Insentif
d.
Restriksi (memberikan pembatasan untuk
mencegah perilaku tertentu)
e.
Indoktrinasi (Memberikan paksaan untuk
perilaku tertentu)
f.
Peraturan
4.
Strategi Perubahan Perilaku
a) Inforcement (Paksaan):
·
Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan,
dan atau menggunakan
peraturan atau perundangan.
·
Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat,
tetapi untuk sementara (tidak langgeng)
b) Persuasi
Dapat dilakukan dengan persuasi melalui
pesan, diskusi dan argumentasi. Melalui pesan seperti jangan makan babi karna
bisa menimbukkan penyakit H1N1. Melalui diskusi seperti diskusi tentang abortus
yang membahayakan jika digunakan untuk alasan yang tidak baik.
c) Fasilitasi
Strategi ini dengan penyediaan sarana dan
prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan
meningkatkan Knowledge (pengetahuan). Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan
beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi. Ketika ada
rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan menimbulkan
aksi dan kemudian hal itu menjadikan perbahan perilaku.
d) Education :
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses
pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan.
Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.
1. Tahapan Perubahan Perilaku “Model
Transteoretikal”
(Simon-Morton, Greene & Gottlieb,
1995)
Terdapat 6 tahapan perubahan :
a. Prekontemplasi
Pada tahap ini klien belum menyadari adanya
permasalahan ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu
memerlukan informasi dan umpan balik untuk menimbulkan kesadaran akan adanya
masalah dan kemungkinan untuk berubah. Nasehat mengenai sesuatu hal/informasi
tidak akan berhasil bila dilakukan pada tahap ini.
b. Kontemplasi
Sudah timbul kesadaran akan adanya masalah.
Namun masih dalam tahap keragu-raguan. Menimbang-nimbang antara alasan untuk berubah
ataupun tidak. Konselor mendiskusikan keuntungan dan kerugian apabila
menerapkan informasi yang diberikan.
c. Preparasi (Jendela kesempatan
untuk melangkah maju atau kembali ke tahap kontemplasi).
d. Aksi (Tindakan)
Klien mulai melakukan perubahan. Goalnya
adalah dihasilkannya perubahan perilaku sesuai masalah.
e.
Pemeliharaan
Pemeliharaan perubahan perilaku yang telah
dicapai perlu dilakukan untuk terjadinya pencegahan kekambuhan.
f.
Relaps
Saat terjadi kekambuhan, proses perubahan
perlu diawali kembali. Tahapan ini bertujuan untuk kembalinya upaya aksi.
2.1
Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan.
Peran
pemberi pelayanan kesehatan komunitas, terutama perawat perlu dioptimalkan
dalam memberikan promosi kesehatan. Caranya adalah dengan memanfaatkan/
mengaktifkan kembali peran-peran Puskesmas sebagai pusat pelayanan masyarakat
untuk mencapai visi pembangunan kesehatan Indonesia tahun 2025, yaitu penduduk
Indonesia hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dan memiliki
derajat kesehatan yang tinggi (Depkes, 2007). Meskipun saat ini Puskesmas
kurang berhasil menumbuhkan inisiatif masyarakat dalam pemecahan masalah dan
belum mampu mendorong kontribusi masyarakat dalam upaya kesehatan (Depkes,
2007), optimalisasi peran perawat komunitas melalui Puskesmas sebagai wadah
strategis untuk membentuk ‘paradigma sehat’ masyarakat merupakan salah satu
solusi terbaik karena langsung turun menyentuh masyarakat. Mengembalikan peran
Puskesmas yang tidak hanya sebagai wadah upaya kuratif, tetapi juga sebagai
pusat pemberdayaan dan komunikasi masyarakat terutama terkait kesehatan perlu
dilakukan. Selain itu, Panduan Integrasi Promosi Kesehatan (PIPK) yang disusun
oleh Departemen Kesehatan juga perlu dijadikan pedoman dalam melakukan promosi
kesehatan.
2.2
Proses Keperawatan dan Promosi Kesehatan
Proses
keperawatan merupakan suatu modalitas pemecahan masalah yang didasari oleh
metode ilmiah, yang memerlukan pemeriksaan secara sistematis serta
indentifikasi masalah dengan pengembangan strategi untuk memberikan hasil yang
diinginkan. Proses keperawatan adalah salah satu alat bagi perawat untuk
memberikan hasil yang diinginkan.
2.2.1
Pengkajian
Adalah langkah awal dari tahapan proses
keperawatan. Pengkajian factor perilaku dalam promosi kesehatan menurut
Lawrence Green : 1980 dalam bukunya Soekidjo Notoatmodjo, 2007 : 16-17).
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
Faktor
yang perlu dikaji adalah :
a.
Pengetahuan
dan sikap masyarakat terhadap kesehatan
b.
Tradisi
dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
c.
Sistem
nilai yang dianut masyarakat
d.
Tingkat
pendidikan
e.
Tingkat
social ekonomi
Hal
di atas dapat dijelaskan bahwa untuk berperilaku kesehatan, misalnya
pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu
tersebut tentang manfaat periksa kehamilan baik bagi kesehatan ibu sendiri
maupun janinnya.Faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya
perilaku,maka sering disebut factor pemudah.
2.
Faktor pemungkin (Enambling factors )
Faktor yang perlu dikaji adalah :
Ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat
Missal : air bersih, tempat pembuangan sampah,
tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, termasuk juga
fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta.
2. Faktor Penguat (Reinforcing factors)
Faktor yang perlu dikaji :
a.
Factor
sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas termasuk petugas
kesehatan.
b.
Undang-undang,
peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah yg terkait dengan
kesehatan.
2.2.2
Promosi Kesehatan Terkait Faktor
1. Promosi kesehatan dalam factor – factor
predisposisi
Pendidikan
atau promosi kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau
meningkatkan pengetahuan masayarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya, begitu
pula promosi kesehatan memberikan pengertian tentang tradisi, kepercayaan
masyarakat, dsb.
2. Promosi kesehatan dalam factor – factor Enabling
Pendidikan
kesehatan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat agar mereka mampu
mengadakan sarana dan prasarana kesehatan dengan cuma-cuma tetapi memberikan kemampuan dengan cara bantuan
teknik (pelatihan dan bimbingan), memberikan arahan, dan cara-cara mencari dana
untuk pengadaan sarana dan prasarana, pemberian fasilitas hanya sebagai
percontohan. Bentuk pendidikan yang sesuai pengembangan dan pengorganisasian
yang sesuai (PPM), upaya peningkatan pendapatan keluarga, bimbingan
koperasidsb.yang memungkinkan tersedianya polindes, pos obat desa, dana sehat,
dsb.
3.
Promosi kesehatan dalam factor Reinforcing
Promosi
kesehatan yang paling tepat adalah bentuk pelatihan bagi toga, toma dan petugas
kesehatan sendiri.Tujuan utama dari pelatihan ini adalah agar sikap dan
perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat
tentang hidup sehat (berperilaku hidup sehat).
2.2.3. Pengkajian pada Individu
Pengkajian awal (initial assessment),
dilakukan ketika pasien masuk ke rumah sakit.Selama pengkajian umum, perawat
mengidentifikasi kesehatan yang dialami klien, dengan mengumpulkan data
pengkajian baik umum maupun khusus dapat memudahkan perencanaan perawatan
klien.
Hal yang harus dikaji :
a. Identitas pasien
b. Riwayat penyakit
c. Pola – persepsi –pemeliharaan kesehatan
d. Pola aktivitas latihan
e. Pola Nutrisi dan metabolic
f. Pola Eliminasi
g. Pola Tidur istirahat
h. Pola kognitif – persepsi
i. Pola toleransi – koping stress/persepsi
diri/konsep diri
j. Pola seksual – reproduktif
k. Pola hubungan dan peran
l. Pola Nilai dan keyakinan
m. Pengkajian fisik
n. Pernapasan atau sirkulasi
o. Metabolik-integumen
p. Abdomen
q. Neurosensori
r. Muskuloskeletal
s. Perencanaan pulang
Pengkajian lebih lanjut dengan menggunakan format
pengkajian (Lihat dan baca pada buku pengantar dokumentasi Proses Keperawatan
karangan A.Aziz Alimul Hidayat, S.Kep.)
2.2.4. Pengkajian pada Keluarga
Pengkajian keluarga dan individu didalam
keluarga.Pengkajian keluarga dengan cara mengidentifikasi data demografi dan
social cultural, data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan
koping yang digunakan dalam keluarga dan perkembangan keluarga, sedangkan pengkajian
individu sebagai keluarga dengan cara mengkaji :fisik, mental, emosi, social
dan spiritual. Pengkajian lebih lanjut dengan menggunakan format pengkajian
Keluarga
E. Pengkajian pada Masyarakat
Hal yang perlu dikaji :
1. Data Inti
2. Data lingkungan fisik
3. Pelayanan kesehatan dan social
4. Ekonomi
5. Keamanan dan transportasi
6. Politik dan pemerintahan
7. Sistem komunikasi
8. Pendidikan
9. Rekreasi
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Perilaku sehat
: sikap dan tidakan proaktif untuk memelihara dan mecegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat.
2.
Melalui promosi
kesehatan diharapka terjadinya perubahan prilaku yang terciptanya
harapan-harapan diatas, misalnya penyakit menular yang menjadi masalah serius
di masyarakat seperti TBC, ISPA, Kusta dll serta penykit tidak menular yang
kian meningkat seperti diabetes, hipertnsi, penyakit penyakit kardiovaskuler
dll, perubahan gaya hidup semakin buruk seperti merokok, tidak berolah raga konsumsi
makanan yang berlemak dan strees.
3.
.Proses
pengkajiannya: Kualitas hidup, Derajat kesehatan.
Factor –faktor yang mempengaruhi : Factor lingkungan : adalah factor fisik ,biologis, dan social budaya
Factor perilaku dan gaya hidup adalah suatu fator yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungan.
Factor –faktor yang mempengaruhi : Factor lingkungan : adalah factor fisik ,biologis, dan social budaya
Factor perilaku dan gaya hidup adalah suatu fator yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungan.
4.
Pengaruh dan
pencapaian promosi kesehatan yang dipromosikan pada masyarakat . Menghasilkan
dengan adanya pengertian dan pemahaman maka sesungguhnya intervensi dan ketidakadilan
,ketidak acuhan apapun bentuknya yang mengakibatkan ketidaksehatan tubuh
manusia ,kejiwaan, lingkungan alam, dan lingkungan sosialnya adalah merupakan
pelanggaran “sehat adalah hak setiap orang” .
DAFTAR PUSTAKA
Barata, Atep Adya.2003.Dasar-Dasar Pelayanan Prima.Eleex
media computindo.
assalamu'alaikuum....
BalasHapusdisini saya hanya ingin bertanya tentang apa manfaat untuk kita belajar tentang promkes