Jumat, 05 April 2013

ASAL-USUL KECAMATAN MANTUB


Versi I
Dahulu kala pada masa pemerintahan kolonial Belanda ada sebuah daerah yang diperebutkan oleh para kolonial Belanda. Daerah tersebut kini dikenal dengan daerah yang bernama Mantup. Letaknya ada disebelah Barat daya Kabupaten Gresik,tepatnya disebelah Barat kecamatan balongpanggang.

Dalam perebutan itu orang-orang didaerah tersebut merasa sangat resah dan teracam, sehingga untuk mempertahankan daerahnya orang-orang yang berada didaerah tersebut bekerja sama untuk mengembalikan ketenangan didaerah mereka. Untuk itu salah satu orang yang dipercaya sebagai seorang pemimpin perjuangan itu membuat suatu gerakan yang disebut sebagai " pasukan kuda putih Mayangkara ", para pejuang tersebut berjuang dengan meggunakan kuda putih, sehingga gerakannya disebut sebagai pasukan kuda putih.

Pemimpin pasukan itu, sebut saja pak Gatot. Pak Gatot dan awak-awaknya dalam berjuang selalu bersemboyankan kata "Amantubillahi" yang artinya percaya kepada Allah. Dengan begitu diharapkan dengan menggunakan semboyan percaya kepada Allah. Allah SWT mau menolong mereka dalam mepertahankan daerahnya yang dipakai rebutan oleh para kolonial Belanda disaat itu.

Setiap hari " pasuakan kuda putih Mayangkara " berjuang dengan gigih, penuh semanagat, tak pantang menyerah dan yang terpenting selalu bersemboyang kata " amantubillahi". mereka semua percaya bahwa semua pertolongan Allah itu ada dan akan selalu datang saat semua orang membutuhkan.

Berkat perjuangan orang-orang daerah tersebut ahirnya daerah terebut dapat dipertahankan keadaanya, orang-orang dapat mengusir para kolonial Belanda kembali kedaerah mereka sendiri.

Berita terusirnya kolonial Belanda sudah terdengar diseluruh daerah tersebut, untuk merayakan semua itu orang-orang menjadikan daerah itu sebagai sebuah kecamatan. Tetapia ada masalah lagi, apa nama kecamatanya? Mereka semua sama-sama berpikir, kemudian ada sebuah usulan dari seorang warga agar kecamatan tersebut diberi nama kecamatan Mantup. Yang diambil dari semboyan masyarakat saat berjuang melawan kolonial Belanda, yaitu dari kata " Amantubillahi" diharapkan dengan diberinama ini masyarakatnya dapat menjadi orang-orang yang selalu percaya kepada allah dan selalu setia dengan Allah SWT seumur hidupnya.

Versi II
Selain cerita yang ada diatas, ada lagi cerita yang lain. Dahulu kala pada saat Sunan Giri masih menyebarkan ajaran agama islam beliau mengutus seorang utusannya yang bernama Mbah Yai Sido Margi untuk menyebarkan agama islam didaerah tersebut.

Mbah Yai Sido Margi menyebarkan agama islam dengan penuh kegigihan dan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi semua cobaan yang dihadapinya di daerah tersebut. Saat menyampaikan ajaran agama islam masih banyak orang-oarang daerah tersebut yang kurang percaya terhadap ajaran Mbah Yai Sido Margi, sehingga banyak yang mengganggu dalam penyampaian ajaran ini.

Suatu hari saat Mbah Yai sido Margi membuat semboyan dalam menyampaikan ajarannya, yaitu kata " amantubillahi " yang artinya percaya kepada Allah SWT. Namun banyak orang yang mengecam dan menganggap remeh ucapan Mbah Yai Sido Margi. Bahkan ada yang sampai menertawakannya.

Walaupun diperlakukan seperti itu Mbah Yai Sido Margi tetap gigih dan sabar dalam menyampaikan ajaran agama islam. Beliau yakin pasti suatu saat Allah akan membukakan pintu hati masyarakat tersebut untuk mau menerima ajaran agama islam.

Lama-kelamaan hinaan masyarakat sekitar semakin parah dan tidak mengenakkan, tetapi Mbah Yai Sido Margi tetap sabar dan Gigih. Hingga yang dinantti- nanti, yaitu pertolongan Allah pun datang. Allah SWT memberikan bencana alam yang besar kepada masyarakat didaerah sekitar. Banya orang-orang meninggal, tetapi tidak semua. Harta benda semua musnah, alam seperti hancur berantakan. Orang-orng yang masih hidup segera mendatangi Mbah Yai Sido Margi untuk meminta pertolongan, tetapi Mbah Yai Sido Margi berkata " janganlah kalian meminta pertolongan kepadaku, tetapi mintalah kepada Allah. Karena semua yang terjadi pada kalian semuanya adalah semata-mata karena kuasa Allah, dan hanya Allah lah yang bisa mengembalikan semua seperti sedia kala". Itulah perkataan Mbah Yai Sido Margi. Mendengar ucapan mbah Yai Sido Margi orang-orang pun mau mengikuti semua ajaran Mbah Yai Sido Margi.

Beberapa bulan lamanya, Mbah Yai Sido Margi dalam menyampaikan ajaran agama islam sudah tidak ada gangguan lagi. Sehingga Mbah Yai Sido Margi dan orang-orang ingin menjadikan daerah itu sebagai sebuah kecamatan, dan salah seorang dari mereka mengusulkan agar daerah tersebut diberi nama Mantup, yang berasal dari kata Amantubillahi.


Versi III

Selain 2 versi dari cerita diatas, ada lagi versi yang lain, tetapi versi yang satu ini kurang jarang yang tahu. Yang paling terkenal adalah dari versi pertama yaitu asal usul kecamatan mantup berdasarkan sejarahnya pada masa pemerintahan Kolonial Belanda.

Versi yang ketiga adalah versi kerajaan, dahulu kala didaerah yang sekarang bernama Mantup ini berdirilah suatu kerajaan islam yang lumayan terkenal, tetapi saya kurang tahu apa nama kerajaannya.

Kerajaan ini hanya terkenal disekitar daerah ini saja, dari daerah yang lain kurang mengetahui keberadaannya. Dahulu kala di kerajaan ini hiduplah seorang raja yang sangat arif dan bijaksana, serta baik budinya. Raja ini sangat disenangi oleh para rakyatnya, bahkan para rakyat menghormatinya, tidak ada satu pun yang berani kepadanya.

Kehidupan kerajaan ini sangatlah damai dan sejahtera, bahkan tidak pernah ada permusuhan sekali pun. Memang ada permusuhan, tetapi karena rajanya sangan arif dan bijaksana masalah ini jadi cepat terselelesaikan, bahkan cara menyelesaikannya dengan cara yang kekeluargaan, dan tidak  ada hukuman. Rajanya hanya menyuruh mereka saling bermaafan dan berjabat tangan.

Walaupun kehidupan raja tersebut benar-benar damai, masih ada yang belum lengkap dalam kehidupan raja tersebut, yang belum lengkap adalah raja itu belum dikaruniai seorang anak padahal usia perkawinannya sudah lumayan lama.

Setiap hari sang raja selalu berdoa, berdoa berdoa dan berdoa. Sampai sampai rakyatnya yang mengetahui hal itu merasa sangat tidak tega kepada sang raja. Tetapi apa yang dapat mereka Bantu, karena hanya Tuhan yang mampu memberikan si raja seorang anak.

Suatu hari sang raja selalu pecaya kepada Allah bahwa suatu saat Allah akan memberikan nya karunia yang berupa anak, tetapi entah itu kapan waktunya. Bahkan sang raja memberikan kajian terhadap rakyatnya untuk selalu mengingat kata “ amantubillahi “ yaitu percaya kepada Allah SWT.

Beberapa tahun kemudian istri sang raja ternyata hamil, dan kehamilannya tidak ada yang mengetahui. Semua orang tahu saat perut istri sang raja sudah besar. Sang raja benar-benar senang dan mensyukuri semua ini, ternya Allah itu memang benar-benar maha kuasa atas segalanya.

Istri sang raja kini saatnya untuk melahirkan, dan Alhamdulillah anaknya laki-laki. Ini sungguh berkah yang sangat besar untuk sang raja. Sang raja berjanji kelak dia akan menjadikan putranya anak yang berbakti bagi nusa dan bangsa begitu juga agama.

Berita kelahiran anak sang raja sudah terdengar dimana-mana, semua sangat gembira mengetahui hal itu, bahkan semua menengok anak sang raja yang baru lahir itu. Bahkan setiap orang memberikan doa yang baik-baik untuk anak sang raja.

Anak raja kini sudah memasuki usia dewasa dan sudah bisa menggantikan tahta sang ayah. Sang raja menobatkan putranya menjadi raja muda, dan pemerintahannya pun sama arif dan bijaksananya seperti ayahnya. Bahkan kerajaan dibawah pemerintahan raja muda ini menjadi makin tersohor dan terkenal.

Suatu hari anak sang raja berniat untuk menjadikan wilayah sekitar kerajaan itu menjadi sebuah kecamatan. Tetapi raja muda bingung harus diberi nama apa. Sang ayah pun mengusulkan agar kecamatan tersebut diberi nama kecamatan mantup yang diperoleh dari kata “ amantubillahi “, yang artinya percaya kepada Allah. Dengan begini diharapkan semua warga kecamatan ini selalu ingat kepada Allah. Raja muda sangat menyetujui hal itu.

Kecamatan mantup yang baru berdiri itu sudah terumumkan keseluruh daerahnya, dan seluruh masyarakatnya sangat setuju terhadap usul tersebut. Nah itulah asal usul kecamatan mantup. Jika adalagi asal-usul kecamatan mantup yang lain saya belum tahu, karena yang saya dapatkan hanyalah ketiga sumber itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar