Pseudomonas
aeruginosa (Pseudomonas pyocyaneus)
Bakteri ini
dapat masuk ke jaringan tubuh dan menimbulkan gejala penyakit, seperti infeksi
traktus urinarius, infeksi jaringan paru, infeksi kornea. Biasanya infeksi
tersebut menimpa penderita diabetes mellitus atau pecandu narkoba. Upaya
pencegahan yang paling baik adalah menjaga daya tahan tubuh tetap tinggi dan
pada penularan pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dilakukan dengan cara
kerja yang steril.
Vibrio cholera
Bakteri ini menyebabkan penyakit
cholera asiatica. Gejala penyakit yang ditimbulkan ini berupa nausea, muntah,
diare, dan kejang perut. Keadaan ini dapat menyebabkan kejang kematian dalam
beberapa jam sampai beberapa hari dari permulaan sakit. Cara penularan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri ini. Pengobatan dapat dilakukan
dengan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang, sedangkan pencegahan dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman serta perbaikan sanitasi
lingkungan.
Vibrio El Tor
Sifat bakteri ini sama dengan
Vibrio cholera. Spirillium minus
(Treponema sodoku) Bakteri ini
menyebabkan penyakit rat-bite-fever (demam karena gigitan tikus), dengan gejala
berupa demam yang mendadak, sakit otot, ruam kemerahan pada kulit, sakit
kepala, nausea, dan radang kelenjar getah bening regional. pencegahan dilakukan
dengan peningkatan sanitasi lingkungan terutama kebersihan rumah sehingga tidak
ada tikus.
Escherichia coli
Bakteri ini dapat menyebabkan
terjadinya epidemic penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan, seperti
kolera, tipus, disentri, diare, dan penyakit cacing. bibit penyakit ini berasal
dari feses manusia yang menderita penyakit-penyakit tersebut. indicator yang
menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori feses adalah dengan adanya
E.coli dalam air tersebut, karena dalam feses manusia baik sakit maupun sehat
terdapat bakteri ini.
bakteri E.coli
E.coli dapat menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka dan
abses pada berbagai organ. bakteri ini juga merupakan penyebab utama meningitis
pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractor urinarius (pyelonephritis
cysticis) pada manusia yang dirawat di rumah sakit (nosocomial infection).
pencegahan infeksi bakteri ini dilakukan dengan perawatan yang sebaik-baiknya
di rumah sakit, antara lain: pemakaian antibiotic secara tepat, tindakan
antiseptic secara benar.
Klebsiella pneumonia
Bakteri ini sering menimbulkan
pada tractus urinarius karena nosocomial infection, meningitis, dan pneumonia
pada penderita diabetes mellitus atau pecandu alcohol. gejala pneumonia yang
disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan batuk
kering, kemudian batuknya menjadi produktif dan menghasilkan sputum berdarah
dan purulent (nanah). bila penyakitnya berlanjut, akan terjadi abses, nekrosis
jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis paru-paru. Pencegahan dilakukan
dengan peningkatan derajat kesehatan dan daya tahan tubuh. pencegahan
nosocomial infection dilakukan dengan cara kerja yang aseptik pada perawatan
pasien di rumah sakit.
Proteus vulgaris
Penyakit yang ditimbulkan berupa
infeksi tractus urinarius pada nosocomial infection. pencegahan nosocomial
infection dilakukan dengan menggunakan kateter dalam keadaan steril.
Salmonella typhi
Penyakit yang ditimbulkan yaitu
penyakit typhus abdominalis. gejalanya berupa demam dengan suhu tinggi (400C),
seringkali meracau dan gelisah (delirium), lemah, apatis, anoreksia, dan sakit
kepala, ada yang mengalami diare tetapi umumnya mengalami konstipasi.
pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan
higien pribadi, perbaikan sumber air untuk keperluan rumah tangga, peningkatan
sanitasi lingkungan khususnya perbaikan cara pembuanagn feses manusia serta
pemberantasan tikus dan lalat.
Shigella dysenteriae
Penyakit yang ditimbulkan yaitu
disentri basiler dengan gejala yang biasanya dating mendadak berupa demam,
sakit perut bagian bawah, diare, fesenya cair, bercampur lendir dan darah. Pada
penyakit yang berat dapat disertai muntah, dehidrasi, kolaps, bahkan
menyebabkan kematian. Penularan adalah lewat feses penderita. Pencegahan
dilakukan dengan mencaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan sanitasi
lingkungan dan hygene pribadi.
Pasteurella pestis (Yersenia pestis)
Penyakit pes adalah penyakit
yang menyerang binatang pengerat, tetapi dapat menular pada manusia dengan
perantaraan gigitan kutu tikus yang disebut Xenopsylla cheopis. Gejalanya
adalah demam dan menggigil. Bakteri akan ikut dengan aliran limfa sementara
tubuh mengerahkan leukosit sehinggA kelenjar limfa regional akan membengkak dan
sakit. Pembengkakan ini disebut bubo yang sering kali pecah dan mengeluarkan
nanah. Pencegahan dilakukan dengan mengisolasi pasien dalam kamar tersendiri
agar tidak menulari orang yang sehat, peningkatan sanitasi dan untuk
memberantas kutu-kutunya, serta vaksinasi.
Haemophilus influenza
Bakteri ini menimbulkan penyakit
tractus respiratorius, system saraf dan system skelet. Pencegahan dengan
vaksinasi dan menghindari penularan.
Haemophilus ducrey
Menimbulkan penyakit chancroid,
menular lewat hubungan kelamin.
Bordetella pertussis
Bakteri ini menyebabkan batuk
rejan. Pencegahan dengan vaksinasi.
Staphylococcus aureus
Bakteri ini dapat menyebabkan
infeksi bernanah dan abses, infeksi pada folikel rambut dan kelenjar keringat,
bisul, infeksi pada luka, meningitis, endokarditis, pneumonia, pyelonephritis,
osteomyelitis. pencegahan dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh,
hygene pribadi, dan sanitasi lingkungan.
Neisseria gonorrhea
Gejala penyakitnya adalah
kencing bernanah. pada wanita penderita yang kronis dapat menyebabkan
tertutpnya saluran telur. Bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita penyakit ini
matanya menjadi bengkak, bernanah yang dan dapat menyebabkan kebutaan. Untuk
mencegah neonatal gonorrhoea ophtalmia pada mata bayi yang baru lahir adalah
dengan diteteskan larutan penicillin 10.000 unit dalam aqua atau larutan perak
nitrat 1% atau erythromycin 0,5% atau tetracycline 1%.
Neisseria meningitides
Bakteri ini menyebabkan penyakit
meningitis (radang selaput otak). bila daya tahan tubuh menurun, bakteri ini
dapat menyebabkan pharyngitis bahkan pneumonia. Gejala meningitis awalnya mirip
flu, demam tidak begitu tinggi, sakit kepala, tenggorokan kering, kaku kuduk,
dan lesu.
Streptococcus pneumonia
Merupakan bakteri penyebab
penyakit pneumonias, sinusitis, otitis media, mastoiditis, conjuctivis, meningitis,
endocarditis. Sebenarnya merupakan flora normal oropharinx, tetapi dapat
menjadi berbahaya pada manusia yang daya tahan tubuhnya menurun.
Corynebacterium diphtheria
Menimbulkan penyakit dipteri
pada anak-anak, dengan gejala demam yang tidak begitu tinggi dan tenggorokan
kering, diikuti dengan pseudomemran yang pada akhirnya dapat menyebabkan
aspiksia (tercekik) sehingga penderita dapat mengalami kematian. Pencegahan
dalat dilakukan dengan vaksinasi DPT berulang mulai bayi hingga dewasa.
Bacillus anthracis
Merupakan bakteri penyebab
penyakit antrax, yang biasanya menyerang hewan ternak. Namun pada
perkembangannya penyakit tersebut dapat menular ke manusia melalui luka,
inhalasi dan juga makanan.
Pencegahan terhadap
penularan penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a. pendidikan kesehatan agar pekerja di peternakan berhati-hati untuk menghindari terjadinya luka atau lecet dan menghindari kontaminasi luka/ lecet tersebut dengan bakteri.
b. Meningkatkan hygiene pribadi
c. Penggunaan masker dan alat-alat pengaman yang lain bagi pekerja yang bekerja di peternakan.
d. Vaksinasi
e. Meningkatkan daya tahan tubuh.
a. pendidikan kesehatan agar pekerja di peternakan berhati-hati untuk menghindari terjadinya luka atau lecet dan menghindari kontaminasi luka/ lecet tersebut dengan bakteri.
b. Meningkatkan hygiene pribadi
c. Penggunaan masker dan alat-alat pengaman yang lain bagi pekerja yang bekerja di peternakan.
d. Vaksinasi
e. Meningkatkan daya tahan tubuh.
Clostridium tetani
Penyakit yang ditimbulkan adalah
tetanus, dengan infeksi melalui berbagai cara, yaitu: luka tusuk, patah tulang
terbuka, luka bakar, pembedahan, penyuntikan, gigitan binatang, aborsi,
melahirkan atau luka pemotongan umbilicus. Gejalanya berupa kaku dank ram pada
otot sekitar luka, hypereflexi pada tendon extremitas yang dekat dengan luka,
kaku pada leher, rahang dan muka, dan gangguan menelan.
Pencegahan yang dapat dilakukan
adalah
f. perawatan luka yang baik sehingga luka tidka terkontaminasi
g. pemberian antitetanus serum pada penderita
h. imunisasi aktif
i. vaksinasi tetanus toxoid pada ibu-ibu.
f. perawatan luka yang baik sehingga luka tidka terkontaminasi
g. pemberian antitetanus serum pada penderita
h. imunisasi aktif
i. vaksinasi tetanus toxoid pada ibu-ibu.
Clostridium botulinum
Bakteri ini sering menimbulkan
keracunan makanan, hal ini karena bakteri tersebut tumbuh dalam makanan dan
menghasilkan toxin yang berbahaya bagi manusia. Gejala penyakitnya berupa
tenggorokan terasa kering, penglihatan menjadi kabur, gangguan akomodasi,
gangguan suara, kelumpuhan otot, gangguan jantung. Pencegahan dengan menjaga
kebersihan makanan dan memasaknya sampai matang.
Mycobacterium tuberculosis
Pada manusia bakteri ini dapat
menyebabkan penyakit tuberculosa yang menyerang paru-paru, tulang, kelenjar
lympha, ginjal, otak bahkan kulit. Gejala yang umum dijumpai adalah batuk yang
tidak kunjung sembuh. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi BCG dan
mencegah penularan.
Mycobacterium leprae
Merupakan bakteri penyebab
penyakit lepra, dengan gejala pertama berupa penebalan pada kulit yang berubah
warna, berupa bercak keputih-putihan, hilang perasaannya. Bakteri ini dapat
pula menyerang mata, paru-paru, ginjal dan sebagainya. Pencegahan dilakukan
dengan mencegah kontak langsung dengan penderita dan meningkatkan daya tahan
tubuh.
Treponema pallid
Merupakan bakteri penyebab
penyakit syphilis
Treponema pertenue
Merupakan bakteri penyebab
Framboeisa (Yaws, patek)
Bakteri Penyebab Penyakit MAAG
Gangguan pencernaan pada lambung
yang sering kita sebut sakit maag, tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita,
atau bahkan kita sudah sering mengalaminya. Tapi tahukah Anda, apa sebenarnya
penyebab penyakit ini ?
Sakit maag atau dispepsia sering
dikaitkan dengan adanya peningkatan keasaman pada lambung, yang dapat
mengakibatkan peradangan pada mukosa lambung, biasanya berhubungan dengan pola
makan yang tidak teratur, makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat
– obatan tertentu, ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress. Selain
hal tersebut di atas, sakit maag ternyata juga dapat diakibatkan oleh adanya
infeksi kronis pada lambung. Infeksi ini sering dikaitkan dengan bakteri yang namanya Helicobacter
pylori.
Helicobacter
pylori merupakan bakteri gram negative, berbentuk spiral, berkoloni hanya pada lapisan mukosa lambung. Bakteri
ini merupakan penyebab infeksi lambung, sering kita sebut gastritis, gastric
ulcer / tukak lambung. helicobacter-pylori
Sejak bakteri ini ditemukan pada tahun 1984, bakteri ini diketahui sebagai penyebab utama penyakit tukak lambung, dan faktor resiko menyebabkan terjadinya kanker lambung. Lokasi bakteri ini di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan hebat, yang sering kali disertai komplikasi perdarahan pada lambung.
Penyakit ini biasanya bersifat kronis / menahun dan kambuh – kambuhan. Gejala penyakit ini antara lain rasa sakit pada perut bagian atas / ulu hati, dapat disertai rasa mual, kembung, dan rasa sakit dapat juga timbul saat malam hari ( nocturnal pain ), sehingga membangunkan penderita dari tidur, biasanya akan reda dengan adanya asupan makanan atau minum obat antasida.
Deteksi infeksi Helicobacter pylori dapat ditegakkan melalui pemeriksaan biopsi jaringan, Urea Breath Test, Fecal Antigen, IgM dan IgG Helicobacter pylori serta PCR.
Pramita Utama menyediakan pemeriksaan IgM dan IgG Holicobacter Pylori untuk menegakkan diagnosa penyakit tersebut.
Sejak bakteri ini ditemukan pada tahun 1984, bakteri ini diketahui sebagai penyebab utama penyakit tukak lambung, dan faktor resiko menyebabkan terjadinya kanker lambung. Lokasi bakteri ini di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan hebat, yang sering kali disertai komplikasi perdarahan pada lambung.
Penyakit ini biasanya bersifat kronis / menahun dan kambuh – kambuhan. Gejala penyakit ini antara lain rasa sakit pada perut bagian atas / ulu hati, dapat disertai rasa mual, kembung, dan rasa sakit dapat juga timbul saat malam hari ( nocturnal pain ), sehingga membangunkan penderita dari tidur, biasanya akan reda dengan adanya asupan makanan atau minum obat antasida.
Deteksi infeksi Helicobacter pylori dapat ditegakkan melalui pemeriksaan biopsi jaringan, Urea Breath Test, Fecal Antigen, IgM dan IgG Helicobacter pylori serta PCR.
Pramita Utama menyediakan pemeriksaan IgM dan IgG Holicobacter Pylori untuk menegakkan diagnosa penyakit tersebut.
Bakteri penyebab penyakit pada hewan
1.
Penyakit MMA (Mastitis, Metritis, Agalactia)
Mastitis
ditandai dengan peningkatan jumlah sel di dalam air susu, perubahan fisik
maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologis
atau kelenjarnya sendiri. Menurut faktor penyebabnya, mastitis dapat disebabkan
oleh bakteri Streptococcus agalactiae, Str. dysgalactiae, Str. uberis, Str.
zooepidemicus, dan Staphylococcus aureus, serta berbagai spesies lain yang
juga bisa menyebabkan terjadinya mastitis walaupun dalam persentase
kecil.Sindrom biasanya terjadi dalam waktu 12 jam setelah kelahiran. Biasanya
tanda pertama diikuti oleh depresi, gelisah ketika sedang menyusui dan
melemahnya kondisi anak babi. Terjadi demam pada induk babi 39,5-41 ° C jika
mastitis hadir. Dalam banyak kasus, hanya satu kelenjar mastitic. Penyakit ini
berlangsung selama minimal 3 hari dan kemudian sembuh secara spontan. Kondisi
dapat didahului oleh penundaan dalam proses kelahiran (> 5 jam) dan dapat
bervariasi dalam intensitasnya. Dalam kasus susu tanpa disertai hypogalactia
mastitis atau unsur-unsur lain yang kompleks, akan berkurang berat badan pada
anak-anak babi (<105 g / hari, normal 125g/day) mungkin satu-satunya
indikasi dari masalah.
Pencegahan
penyakit MMA (Mastitis, Metritis, Agalactia) adalah
dengan:
- Perawatan yang baik saat babi bunting.
- Menjaga kebersihan kandang babi.
- Mencegah terjadinya pencemaran/kontaminasi tinja terhadap tanah.
- Pemberian vaksin yang lengkap pada saat babi bunting.
- Pemberian ransum pakan yang tidak berlebihan agar bobot babi tidak overweight.
- Sanitasi yang baik disekitar kandang babi.
Pengobatan
Dilihat
dari faktor penyebabnya yaitu bakteri, memang penggunaan antibiotik sangatlah
tepat untuk pengobatan penyakit ini, terutama penicillin (Benzyl penicillin G,
procain penicillin-G, ampicilin), cephalosporin, erythromycin, neomycin,
novobiosin, oksitetrasiklin, dan streptomycin.Dewasa ini, seiring dengan
banyaknya penelitian-penelitian yang telah dilakukan beberapa sejawat dokter
hewan maupun mahasiswa di kalangan medis veteriner, semakin banyak pula
penemuan-penemuan baru yang menarik untuk dicoba dan dibuktikan kebenarannya.
Penemuan terbaru yang dilakukan beberapa mahasiswa dari Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Gadjah Mada, menyebutkan bahwa penggunaan Virgin Coconut Oil
(VCO) dapat menghambat pertumbuhan bakteri. VCO ini, yang diujikan pada mencit,
terbukti dapat menghasilkan pembentukan asam laurat yang tinggi dalam tubuh
yang dapat membunuh bakteri. Dalam pengujiannya, penggunaan VCO ini bisa
mematikan bakteri patogen dalam mencit dalam waktu satu hari, sedangkan pada
pemberian antibiotik, bakteri mati dalam 4 hari. Mengenai biaya yang dipakai,
penggunaan VCO ini dikabarkan tidak memakan biaya yang begitu besar. Dengan Rp.
15.000,- bisa didapatkan VCO sebanyak 1,5 liter.
·
Salmonellosis
Salmonellosis pada hewan
adalah suatu penyakit yang terjadi ketika binatang menjadi terinfeksi oleh
bakteri salmonella. The disease has the
potential to spread easily from animal to animal and all animals, both wild and
a domestic, are at risk. Penyakit ini memiliki
potensi untuk menyebar dengan mudah dari hewan ke hewan dan semua hewan, baik
liar dan domestik, beresiko. Ada
berbagai jenis bakteri yang terkait dengan Salmonella. Beberapa strain
melampirkan saluran usus yang menyebabkan diare berat dan berpotensi mengancam
kehidupan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit sementara yang lain
cenderung untuk menargetkan sendi dll Beberapa strain Salmonella memiliki
potensi untuk menyebabkan aborsi. Sebagai contoh, betis yang
tidak menerima kolostrum yang memadai dan hewan yang menderita stres beresiko
dari bakteri salmonella. Some
animals are carriers of the disease and generally, carrier animals cannot be
cured with antibiotics or other drugs. Beberapa hewan adalah
pembawa penyakit dan umumnya, hewan pembawa tidak dapat disembuhkan dengan
antibiotik atau obat lain. Carrier hewan menyebarkan bakteri dalam
kotoran mereka dan kotoran lainnya. sepatu Terkontaminasi, pakaian, ban
kendaraan, dan air wadah pakan dan peralatan lainnya semua mampu menyebarkan
penyakit.
Prevention Pencegahan
Berlatih pencegahan sebagai
lawan terhadap pengobatan sangat penting dan melibatkan:
•
Menjaga pena, kandang, makan dan pengairan area bersih.
• Menjaga ketahanan alam tinggi
• Menyediakan lingkungan stres rendah.
• Meminimalkan paparan organisme menular.
• Pembersihan dan disinfeksi pena melahirkan setelah setiap kali digunakan.
• Menjaga anak sapi baru lahir dalam lingkungan yang bersih selama minimal 12 jam.
• Menjaga ketahanan alam tinggi
• Menyediakan lingkungan stres rendah.
• Meminimalkan paparan organisme menular.
• Pembersihan dan disinfeksi pena melahirkan setelah setiap kali digunakan.
• Menjaga anak sapi baru lahir dalam lingkungan yang bersih selama minimal 12 jam.
·
Botulisme
Botulisme atau Lamziekti
adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium
botulinum yang memperbanyak diri dalam jaringan yang membusuk. Bakteri ini
membentuk spora dan tahan hidup bertahun-tahun dalam tanah dan bersifat
anaerobik. Hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan total otot gerak. Cl.
Botulinum terdapat dimana-mana di Indonesia dan terjadinya infeksi
tergantung oleh faktor predisposisi seperti tidak sengaja termakan atau
terminum.
Penularan penyakit terjadi
melalui toksin dalam pakan atau air yang tercemar oleh bakteri. Kejadian
botulisme sering terjadi pada babi yang kekurangan fosfor karena hewan yang
kekrangan fosfor cenderung mengunyah tulang yang dijumpai di pengembalaan.
Apabila tulang tersebut berasal dari hewan pembawa kuman maka akan terjadi
intoksikasi. Gejala klinis yang mencolok dari penyakit botulisme adalah
terjadinya kelumpuhan total secara perlahan. Toksin menyerang sistem syaraf dan
menyebabkan hewan sempoyongan, kesulitan menelan, ngiler dan mata terbelalak.
Kelumpuhan terjadi pada lidah, bibir, tenggorokan, kaki dan disusul kelemahan
umum.
Diagnosis penyakit dapat
dilakukan dengan uji laboratoris dari spesimen pakan, isi usus atau bangkai dan
diteguhkan dengan pengukuran konsentrasi toksin. Pengendalian penyakit ini
dengan pengobatan tidak efektif, pencegahan dilakukan dengan pemusnahan karkas
dan vaksinasi dengan toksoid tipe C dan D. Hewan yang mati karena botulisme
dilarang dipotong untuk dikonsumsi dagingnya. Bangkai dimusnahkan, kandang
serta peralatan disucihamakan dengan desinfektan.
·
Radang Paha
Radang paha atau Black Leg
adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Cl.
Chauvoei pada babi yang berakibat kepincangan dan radang yang hebat pada
bagian paha.
Penularan penyakit terjadi
melalui spora yang termakan oleh hewan dan biasanya menyerang babi muda umur
8-18 bulan. Gejala klinis yang mencolok adalah pada pangkal kaki belakang yang
terserang dengan gejala awal pincang diikuti terbentuknya peradangan di bagian
atas kaki yang meluas secara cepat. Jaringan yang terserang jika diraba
berkrepitasi yang disebabkan penumpukan gas di bawah kulit. Timbul demam yang
tinggi dan pernafasan meningkat, hewan terdengar mendengkur dengan gigi
gemertak. Kematian terjadi mendadak antara 1-2 hari setelah timbul gejala
serta dapat terjadi pendarahan pada hidung dan dubur.
Diagnosis dapat dilakukan
dengan pengujian FAT. Pemeriksaan sediaan ulas darah secara cepat dapat
membedakan dengan penyakit antraks. Pengendalian dan pencegahan dapat dilakukan
dengan vaksinasi masal di daerah tertular setiap tahun untuk umur 6 bulan
sampai 3 tahun. Pengobatan hewan sakit dapat dilakukan dengan suntikan
penisilin dosis besar. Hewan yang mati karena radang paha dilarang dipotong
untuk dikonsumsi dagingnya. Bangkai dimusnahkan, kandang serta peralatan
disucihamakan dengan desinfektan.
·
Tetanus
Tetanus adalah penyakit akut
yang mengakibatkan kekakuan dan kekejangan otot tubuh yang disebabkan
infeksi bakteri Cl. Tetani. Bakteri ini terdapat di dalam tanah
dan alat pencernaan hewan. Tetanus ditemukan dimana-mana di Indonesia terutama
kuda, babi, domba, kambing dan kera, sedangkan pada babi jarang terjadi.
Kejadian penyakit ini biasanya bersifat insidental mengikuti infeksi pada luka
yang dalam atau pada lokasi yang banyak menggunakan pupuk kandang.Penularan
terjadi karena adanya luka kecil dan dalam, yang memungkinkan adanya kondisi
anaerobik yang memudahkan pertumbuhan bakteri. Gejala klinis yang teramati
pertama kali adalah kekakuan otot lokal diikuti oleh kekejangan umum, suhu
tubuh sangat tinggi menjelang kematian. Kematian akibat tetanus sangat tinggi
yaitu mencapai 80% .Diagnosis dapat diperkirakan berdasarkan gejala klinis
adanya kekejangan yang tetanik. Peneguhan diagnosis dapat dilakukan dengan
pengiriman spesimen ulas atau biopsi jaringan luka ke laboratorium. Pengobatan
dapat dilakukan dengan penyuntikan antitoksin diikuti pembersihan dan
desinfeksi luka. Antibiotika dapat mematikan kuman penyebab bila luka telah
dibersihkan namun tidak mampu menghilangkan toksin dari jaringan. Ternak yang
terserang tetanus dilarang keras dipotong. Karkas harus dimusnahkan dengan
dibakar.
·
Anthrax
L.C. Ferguson dan E.H. Bohl dari Ohio Agricultural Research and Development Center (1975), menjelaskan bahwa babi menularkan anthrax pada manusia. Penyakit ini antara lain menyerang kulit, pernapasan dan usus.Penyakit yang disebabkan oleh bakteri merupakan penyakit yang paling
umum dijumpai pada usaha budidaya ikan laut.
L.C. Ferguson dan E.H. Bohl dari Ohio Agricultural Research and Development Center (1975), menjelaskan bahwa babi menularkan anthrax pada manusia. Penyakit ini antara lain menyerang kulit, pernapasan dan usus.Penyakit yang disebabkan oleh bakteri merupakan penyakit yang paling
umum dijumpai pada usaha budidaya ikan laut.
Tetanus
|
|
Etiologi
|
: Bakteri Clostiridium
|
Menyerang
|
: Kuda, babi dan domba, kejadian pada
orang kecelakaan dan infeksi karena luka terdapat
|
|
diseluruh dunia terutama di
negara-negara beriklim tropis
|
Mortalitas
|
: s/d 100%
|
Cara Penularan
|
: Infeksi pada luka yang tercemar kuman
Clostiridium
|
Masa Inkubasi
|
: 1 – 3 Minggu
|
Angka Kematian
|
: 25-90% dimulai dengan diare
berat/berdarah
|
Pencegahan
|
: Tetanus antitoksin, luka dibersihkan,
dicuci dengan H202 terus diberi antibiotik
|
Tuberculosis (TBC)
|
|
Etiologi
|
: Bakteri Mycobacterium Tuberkulosis
|
Menyerang
|
: Mamalia dan bersifat zoonosis (sapi
perah) pada susu
|
Di Indonesia
|
: Tidak begitu menonjol dan kerugian
pada ternak, kehilangan berat badan dan pengafkiran
|
|
bagian-bagian daging yang terserang
|
Cara Penularan
|
: Lewat pernafasan dan pencernaan
|
Pencegahan
|
: Vaksinasi BCG (Bacillus of Calmette
and Guerin)
|
Bakteri penyebab penyakit pada
hewan:
No.
|
Nama
bakteri
|
Penyakit
yang ditimbulkan
|
1.
|
Brucellosis
pada sapi
|
|
2.
|
Mastitis pada
sapi (radang payudara)
|
|
3.
|
Antraks
|
|
4.
|
Bengkak rahang
pada sapi
|
|
5.
|
Penyakit pada
ikan
|
Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan
No.
|
Nama
bakteri
|
Penyakit
yang ditimbulkan
|
1.
|
Menyerang
pucuk batang padi
|
|
2.
|
Menyerang
tanaman kubis
|
|
3.
|
Penyakit layu
pada famili terung-terungan
|
|
4.
|
Penyakit
bonyok pada buah-buahan
|
· Penyakit layu
Tanaman Inang : semangka, melon,
sayuran (Cabe, tomat,pakis,sawi), dll
Penyebab: Bakteri Ralstonia solanacearum
Gejala: tanaman layu secara cepat dimana daun-daunnya masih kelihatan
hijau, bila akar dipotong dan dimasukkan dalam air akan keluar massa bakteri yang
kelihatan seperti asap.
Pengendalian:
- tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar;
- tanaman yang sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman kentang atau tomat;
- menanam varietas tanaman yang resisten;
- melakukan rotasi tanaman;
- tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari;
- sebelum tanam , lubang tanam dikocor dengan fungisida Kocide dengan konsentrasi 5 gr/l dan diulangi setiap 7 hari sekali sampai umur 40 hst dll.
Gejala penyakit busuk lunak
dan busuk hitam pada kubis
- KANKER JERUK (Xanthomonas
Axonopodis Pv. Citri)
Buah burik dapat pula disebabkan oleh adanya serangan bakteri Xanthomonas axonopodis pv. citri penyebab kanker pada jeruk. Bakteri akan dapat berkembang cepat pada kondisi suhu lingkungan 20 sampai 300 C, pada kondisi yang sesuai dengan bantuan sedikit air, patogen akan migrasi melakukan penetrasi melalui lubang alami atau luka oleh serangga mapun mekanis.
Serangan bakteri akan menyebabkan jaringan tanaman membuat pertahanan dengan timbulnya kanker yang tumbuh pada jaringan daun, ranting dan buah. Kanker yang tumbuh tidak dapat sembuh kembali dan mengakibatkan ranting kering, daun gugur, atau buah yang ditumbuhi banyak kanker.
Pengendalian yang disarankan adalah membuang bagian tanaman yang terserang agar tidak menjadi sumber patogen penular, membersihkan alat pertanian dengan alkohol 70% atau sodium hipoklorit 0.5%; menggunakan bakterisida atau menggunakan pestisida berbahan aktif Tembaga (Cooper).
Penyebab buah burik sudah diketahui masing-masing cara pengendaliannya. Penurunan persentase buah burik dapat dilakukan dengan beberapa hal yaitu pemahaman pengelola tanaman terhadap penyebab-penyebab tersebut, pelaksanaan pengendalian harus tepat waktu, tepat buah, tepat cara, dan tepat dosis.
· Penyakit Hawar Daun Bakteri
Indonesia
merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata
pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia pada umumnya merupakan petani
tradisional.
Teknologi yang
mereka terapkan masih turun temurun, sehingga kesejahteraannya masih jauh bila
dibandingkan dengan petani di Negara maju. Mayoritas komoditas yang ditanami
oleh petani di Indonesia
adalah padi (Oryza sativa L.). Karena padi merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian
besar masyarakat Indonesia.
Dalam budidayanya petani banyak menghadapi kendala. Salah satunya adalah adanya
OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) baik berupa hama maupun penyakit. Penyakit yang sering
menyerang tanaman padi diantaranya adalah hawar daun bakteri atau BLB
(bacterial leaf blight) yang lebih populer dengan nama penyakit “kresek”.
Penyakit hawar daun bakteri merupakan penyakit yang tersebar luas di pertanaman padi sawah dan bisa menurunkan hasil sampai 36%. Penyakit ini pada umumnya terjadi pada musim hujan atau lembab >75%, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dengan pemupukan N yang tinggi. Hawar daun bakteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye. yang dapat menginfeksi tanaman padi pada berbagai stadium pertumbuhan.
Klasifikasi Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye.
Menurut Ferdiaz (1992) dalam Triny S. Kadir, Satoto dan Inastuti A. Rumanti (2006), klasifikasi Xanthomonas adalah sebagai berikut:
Phylum : Prokaryota
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Xanthomonas
Spesies : Xanthomonas campestris pv. Oryzae
Morfologi Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye.
Bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye. berbentuk batang pendek m , di ujungnya mempunyai satu flagela polarmberukuran (1-2) x (0,8-1) m dan berfungsi sebagai alat bergerak. Bakteri inimyang berukuran 6-8 bersifat aerob, gram negatif dan tidak membentuk spora. Di atas media PDA bakteri ini membentuk koloni bulat cembung yang berwarna kuning keputihan sampai kuning kecoklatan dan mempunyai permukaan yang licin (Machmud, 1991; Semangun, 2001; Triny dkk., 2006).
Gejala Serangan Penyakit Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar bakteri pada tanaman padi bersifat sistemik dan dapat menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Gejala penyakit ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1). Gejala layu (kresek) pada tanaman muda atau tanaman dewasa yang peka, (2). Gejala hawar dan (3). Gejala daun kuning pucat (Singh, 1980; Machmud, 1991; Triny dkk., 2006).
Gejala layu yang kemudian dikenal dengan nama kresek umumnya terdapat pada tanaman muda berumur 1-2 minggu setelah tanam atau tanaman dewasa yang rentan. Pada awalnya gejala terdapat pada tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan, bercak tersebut meluas berwarna hijau keabu-abuan, selanjutnya seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Seringkali bila air irigasi tinggi, tanaman yang layu terkulai ke permukaan air dan menjadi busuk (Anonim, 1989).
Menurut Machmud (1991), pada tanaman yang peka terhadap penyakit ini, gejala terus berkembang hingga seluruh permukaan daun, bahkan kadang-kadang pelepah padi sampai mengering. Pada pagi hari atau cuaca lembab, eksudat bakteri sering keluar ke permukaan bercak berupa cairan berwarna kuning menempel pada permukaan daun dan mudah jatuh oleh hembusan angin, gesekan daun atau percikan air hujan. Eksudat ini merupakan sumber penularan yang efektif.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri
Kultivar padi mempunyai tingkat ketahanan yang berbeda terhadap Xanthomonas. Ketahanan disebabkan karena: 1. Bakteri terhambat penetrasinya, 2. Bakteri tidak dapat meluas secara sistemik, dan 3. Tanaman bereaksi langsung terhadap bakteri (Lozano dan Sequeira, 1974 dalam Semangun, 2001). Menurut Maraite dan Weyns (1979) dalam Semangun (2001), penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Xanthomonas dibantu juga oleh hujan, karena hujan akan meningkatkan kelembaban dan membantu pemencaran bakteri. Intensitas penyakit yang tertinggi terjadi pada akhir musim hujan, menjelang musim kemarau. Suhu optimum untuk perkembangan Xanthomonas adalah sekitar 300C.
Kerugian Akibat Penyakit Hawar Daun Bakteri
Kerugian hasil padi di Jepang yang diakibatkan oleh penyakit hawar daun bakteri setiap tahunnya mencapai 30% bahkan lebih. Di India penyakit ini juga merupakan kendala utama produksi padi, berjuta-juta hektar sawah tiap tahun terserang penyakit tersebut dengan kerugian bervariasi antara 20-60% (Singh, 1980).
Di daerah tropis seperti Indonesia dan Filipina, penyakit ini juga sangat merugikan meskipun besar kerugian kurang diketahui secara pasti. Di Indonesia kerugian akibat penyakit ini diperkirakan berkisar antara 15-25% tiap tahun. Kerusakan berat terjadi bila penyakit ini menyerang tanaman muda yang peka, sehingga menimbulkan gejala kresek dan kemudian tanaman mati (Machmud, 1991).
Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri
Pengendalian penyakit hawar daun bakteri akan lebih berhasil bila dilaksanakan secara terpadu, mengingat berbagai faktor dapat mempengaruhi penyakit ini di lapangan, misalnya keadaan tanah, pengairan, pemupukan, kelembaban, suhu dan ketahanan varietas padi yang ditanam. Usaha terpadu yang dapat dilaksanakan mencakup penanaman varietas yang tahan, pembuatan persemaian kering atau tidak terendam air, jarak tanam tidak terlalu rapat, tidak memotong akar dan daun bibit yang akan ditanam, air tidak terlalu tinggi pada waktu tanaman baru ditanam dan menghindari pemberian pupuk N yang terlalu tinggi.
Upaya pengendalian untuk mengatasi penyakit ini yaitu dengan melakukan beberapa hal :
1. Perbaikan cara bercocok tanam, melalui:
Pengolahan tanah secara optimal-
Pengaturan pola tanam dan waktu tanam serempak dalam satu hamparan-
Pergiliran tanam dan varietas tahan-
Penanaman varietas unggul dari benih yang sehat-
Pengaturan jarak tanam-
Pemupukan berimbang (N,P, K dan unsur mikro) sesuai dengan fase pertumbuhan dan musim-
Pengaturan sistem pengairan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.-
2. Sanitasi lingkungan
3. Pemanfaatan agensia hayati Corynebacterium
4. Penyemprotan bakterisida anjuran yang efektif dan diizinkan secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan.
Penyakit hawar daun bakteri merupakan penyakit yang tersebar luas di pertanaman padi sawah dan bisa menurunkan hasil sampai 36%. Penyakit ini pada umumnya terjadi pada musim hujan atau lembab >75%, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dengan pemupukan N yang tinggi. Hawar daun bakteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye. yang dapat menginfeksi tanaman padi pada berbagai stadium pertumbuhan.
Klasifikasi Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye.
Menurut Ferdiaz (1992) dalam Triny S. Kadir, Satoto dan Inastuti A. Rumanti (2006), klasifikasi Xanthomonas adalah sebagai berikut:
Phylum : Prokaryota
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Xanthomonas
Spesies : Xanthomonas campestris pv. Oryzae
Morfologi Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye.
Bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye. berbentuk batang pendek m , di ujungnya mempunyai satu flagela polarmberukuran (1-2) x (0,8-1) m dan berfungsi sebagai alat bergerak. Bakteri inimyang berukuran 6-8 bersifat aerob, gram negatif dan tidak membentuk spora. Di atas media PDA bakteri ini membentuk koloni bulat cembung yang berwarna kuning keputihan sampai kuning kecoklatan dan mempunyai permukaan yang licin (Machmud, 1991; Semangun, 2001; Triny dkk., 2006).
Gejala Serangan Penyakit Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar bakteri pada tanaman padi bersifat sistemik dan dapat menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Gejala penyakit ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1). Gejala layu (kresek) pada tanaman muda atau tanaman dewasa yang peka, (2). Gejala hawar dan (3). Gejala daun kuning pucat (Singh, 1980; Machmud, 1991; Triny dkk., 2006).
Gejala layu yang kemudian dikenal dengan nama kresek umumnya terdapat pada tanaman muda berumur 1-2 minggu setelah tanam atau tanaman dewasa yang rentan. Pada awalnya gejala terdapat pada tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan, bercak tersebut meluas berwarna hijau keabu-abuan, selanjutnya seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Seringkali bila air irigasi tinggi, tanaman yang layu terkulai ke permukaan air dan menjadi busuk (Anonim, 1989).
Menurut Machmud (1991), pada tanaman yang peka terhadap penyakit ini, gejala terus berkembang hingga seluruh permukaan daun, bahkan kadang-kadang pelepah padi sampai mengering. Pada pagi hari atau cuaca lembab, eksudat bakteri sering keluar ke permukaan bercak berupa cairan berwarna kuning menempel pada permukaan daun dan mudah jatuh oleh hembusan angin, gesekan daun atau percikan air hujan. Eksudat ini merupakan sumber penularan yang efektif.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri
Kultivar padi mempunyai tingkat ketahanan yang berbeda terhadap Xanthomonas. Ketahanan disebabkan karena: 1. Bakteri terhambat penetrasinya, 2. Bakteri tidak dapat meluas secara sistemik, dan 3. Tanaman bereaksi langsung terhadap bakteri (Lozano dan Sequeira, 1974 dalam Semangun, 2001). Menurut Maraite dan Weyns (1979) dalam Semangun (2001), penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Xanthomonas dibantu juga oleh hujan, karena hujan akan meningkatkan kelembaban dan membantu pemencaran bakteri. Intensitas penyakit yang tertinggi terjadi pada akhir musim hujan, menjelang musim kemarau. Suhu optimum untuk perkembangan Xanthomonas adalah sekitar 300C.
Kerugian Akibat Penyakit Hawar Daun Bakteri
Kerugian hasil padi di Jepang yang diakibatkan oleh penyakit hawar daun bakteri setiap tahunnya mencapai 30% bahkan lebih. Di India penyakit ini juga merupakan kendala utama produksi padi, berjuta-juta hektar sawah tiap tahun terserang penyakit tersebut dengan kerugian bervariasi antara 20-60% (Singh, 1980).
Di daerah tropis seperti Indonesia dan Filipina, penyakit ini juga sangat merugikan meskipun besar kerugian kurang diketahui secara pasti. Di Indonesia kerugian akibat penyakit ini diperkirakan berkisar antara 15-25% tiap tahun. Kerusakan berat terjadi bila penyakit ini menyerang tanaman muda yang peka, sehingga menimbulkan gejala kresek dan kemudian tanaman mati (Machmud, 1991).
Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri
Pengendalian penyakit hawar daun bakteri akan lebih berhasil bila dilaksanakan secara terpadu, mengingat berbagai faktor dapat mempengaruhi penyakit ini di lapangan, misalnya keadaan tanah, pengairan, pemupukan, kelembaban, suhu dan ketahanan varietas padi yang ditanam. Usaha terpadu yang dapat dilaksanakan mencakup penanaman varietas yang tahan, pembuatan persemaian kering atau tidak terendam air, jarak tanam tidak terlalu rapat, tidak memotong akar dan daun bibit yang akan ditanam, air tidak terlalu tinggi pada waktu tanaman baru ditanam dan menghindari pemberian pupuk N yang terlalu tinggi.
Upaya pengendalian untuk mengatasi penyakit ini yaitu dengan melakukan beberapa hal :
1. Perbaikan cara bercocok tanam, melalui:
Pengolahan tanah secara optimal-
Pengaturan pola tanam dan waktu tanam serempak dalam satu hamparan-
Pergiliran tanam dan varietas tahan-
Penanaman varietas unggul dari benih yang sehat-
Pengaturan jarak tanam-
Pemupukan berimbang (N,P, K dan unsur mikro) sesuai dengan fase pertumbuhan dan musim-
Pengaturan sistem pengairan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.-
2. Sanitasi lingkungan
3. Pemanfaatan agensia hayati Corynebacterium
4. Penyemprotan bakterisida anjuran yang efektif dan diizinkan secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan.
· Bakteri Pasteuria penetrans sebagai Agen Pengendali Penyakit Kuning pada Tanaman Lada
Bakteri Pasteuria penetrans sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai salah satu komponen pengendalian nematoda pada tanaman
lada. Pengendalian hayati ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida
kimia (nematisida) yang berdampak negatif terhadap lingkungan.Penyakit
kuning merupakan salah satu kendala produksi lada di Bangka-Belitung dan Kalimantan. Penyakit tersebut
disebabkan oleh nematoda parasit terutama Radopholus similis dan
Meloidogyne incognita. Akibat serangan nematoda tersebut, pertumbuhan tanaman
menjadi terhambat serta warna daun dan dahan menjadi ku-ning. Daun-daun yang
menguning tidak menjadi layu, tetapi tergantung kaku dan sangat
rapuh sehingga secara bertahap akan gugur. Untuk
mengendalikan penyakit kuning, para petani lada biasanya menggunakan bahan
kimia. Namun, penggunaan bahan kimia secara terus menerus dapat
mencemari lingkungan, menimbulkan resurjensi dan resistensi nematoda
serta terbunuhnya musuh-musuh alami yang mempunyai
peranan dalam menjaga keseimbangan hayati.Nematoda parasit
dapat dikendalikan dengan menggunakan agen hayati yang
merupakan musuh alaminya, misalnya bakteri Pasteuria penetrans.
Bakteri ini tersebar luas di berbagai daerah serta dapat bertahan hidup lama di
dalam tanah karena mampu membentuk spora yang tahan terhadap kekeringan dan
input pertanian. Dilaporkan bahwa P. penetrans mampu menekan populasi
M. incognita pada tanaman tembakau, kacang tanah, dan tomat.Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat telah membuat tiga macam formula P. penetrans
yaitu formula kapsul, pelet, dan kompos. Ketiga formula tersebut telah
diuji di laboratorium, rumah kaca maupun di lapang. Hasil pengujian lapang
selama 2 tahun di kebun lada petani di Bangka
membuktikan bahwa bakteri tersebut mampu menekan populasi
nematoda dan perkembangan penyakit kuning serta meningkatkan produktivitas
tanaman lada yang terserang nematoda. Kombinasi penggunaan P. penetrans
dengan kapur pertanian memberikan hasil yang terbaik
(Tabel 1).
terimakasih untuk informasinya, sebenarnya klo dibiarkan tanpa di obati, penyakit apapun bisa menjadi berbahaya,
BalasHapushttp://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-diare/
Ada beberapa solusi alami yang dapat digunakan dalam pencegahan dan menghilangkan diabetes secara total. Namun, satu-satunya aspek paling penting dari rencana pengendalian diabetes adalah mengadopsi gaya hidup sehat Kedamaian Batin, Nutrisi dan Diet Sehat, dan Latihan Fisik Reguler. Keadaan kedamaian batin dan kepuasan diri sangat penting untuk menikmati kesehatan fisik yang baik dan atas semua kesejahteraan. Kedamaian batin dan kepuasan diri adalah kondisi pikiran yang adil. Orang dengan penyakit diabetes sering menggunakan pengobatan komplementer dan alternatif. Saya didiagnosis menderita diabetes pada tahun 2000. Sedang bekerja merasa sangat lelah dan mengantuk. Saya meminjam glukometer dari rekan kerja dan diuji pada 760. Segera pergi ke dokter saya dan dia memberi saya resep seperti: Insulin, Sulfonamides, tetapi saya tidak bisa mendapatkan penyembuhan daripada mengurangi rasa sakit dan menghilangkan rasa sakit lagi. Saya menemukan nama kesaksian wanita Comfort online bagaimana Dr Akhigbe menyembuhkan HIV-nya dan saya juga menghubungi dokter dan setelah saya minum obatnya seperti yang diperintahkan, saya sekarang benar-benar bebas dari diabetes oleh dokter jamu Akhigbe. Jadi pasien diabetes yang membaca kesaksian ini untuk menghubungi emailnya drrealakhigbe@gmail.com atau Nomornya +2348142454860 Ia juga menggunakan ramuan herbal untuk penyakit seperti: SPIDER BITE, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, INFEKSI EKSTERNAL, UMUM DINGIN, GABUNGAN BERSAMA, BODY PAIN, EPILEPSI, STROKE, TUBERACASE. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI PERNAPASAN RENDAH, DIABETIKA, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, KANKER, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, THYROID, ASTHMA, PENYAKIT JANTUNG, PENYAKIT KRONIK. AUTISM, NAUSEA Muntah ATAU DIARE, PENYAKIT GINJAL, EREKSI LEMAH. MATA TWITCHING MENSTRUATION PAINFUL ATAU IRREGULAR. Akhigbe adalah pria yang baik dan dia menyembuhkan semua tubuh yang datang kepadanya. di sini adalah email drrealakhigbe@gmail.com dan Nomornya +2349010754824
BalasHapus