Kamis, 14 November 2013

Bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia



Pseudomonas aeruginosa (Pseudomonas pyocyaneus)
Bakteri ini dapat masuk ke jaringan tubuh dan menimbulkan gejala penyakit, seperti infeksi traktus urinarius, infeksi jaringan paru, infeksi kornea. Biasanya infeksi tersebut menimpa penderita diabetes mellitus atau pecandu narkoba. Upaya pencegahan yang paling baik adalah menjaga daya tahan tubuh tetap tinggi dan pada penularan pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dilakukan dengan cara kerja yang steril.
Vibrio cholera
Bakteri ini menyebabkan penyakit cholera asiatica. Gejala penyakit yang ditimbulkan ini berupa nausea, muntah, diare, dan kejang perut. Keadaan ini dapat menyebabkan kejang kematian dalam beberapa jam sampai beberapa hari dari permulaan sakit. Cara penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri ini. Pengobatan dapat dilakukan dengan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang, sedangkan pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman serta perbaikan sanitasi lingkungan.
Vibrio El Tor
Sifat bakteri ini sama dengan Vibrio cholera. Spirillium minus (Treponema sodoku) Bakteri ini menyebabkan penyakit rat-bite-fever (demam karena gigitan tikus), dengan gejala berupa demam yang mendadak, sakit otot, ruam kemerahan pada kulit, sakit kepala, nausea, dan radang kelenjar getah bening regional. pencegahan dilakukan dengan peningkatan sanitasi lingkungan terutama kebersihan rumah sehingga tidak ada tikus.
Escherichia coli
Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidemic penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan, seperti kolera, tipus, disentri, diare, dan penyakit cacing. bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita penyakit-penyakit tersebut. indicator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori feses adalah dengan adanya E.coli dalam air tersebut, karena dalam feses manusia baik sakit maupun sehat terdapat bakteri ini.
bakteri E.coli
bakteri E.coli
E.coli dapat menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka dan abses pada berbagai organ. bakteri ini juga merupakan penyebab utama meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractor urinarius (pyelonephritis cysticis) pada manusia yang dirawat di rumah sakit (nosocomial infection). pencegahan infeksi bakteri ini dilakukan dengan perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit, antara lain: pemakaian antibiotic secara tepat, tindakan antiseptic secara benar.
Klebsiella pneumonia
Bakteri ini sering menimbulkan pada tractus urinarius karena nosocomial infection, meningitis, dan pneumonia pada penderita diabetes mellitus atau pecandu alcohol. gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan batuk kering, kemudian batuknya menjadi produktif dan menghasilkan sputum berdarah dan purulent (nanah). bila penyakitnya berlanjut, akan terjadi abses, nekrosis jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis paru-paru. Pencegahan dilakukan dengan peningkatan derajat kesehatan dan daya tahan tubuh. pencegahan nosocomial infection dilakukan dengan cara kerja yang aseptik pada perawatan pasien di rumah sakit.
Proteus vulgaris
Penyakit yang ditimbulkan berupa infeksi tractus urinarius pada nosocomial infection. pencegahan nosocomial infection dilakukan dengan menggunakan kateter dalam keadaan steril.
Salmonella typhi
Penyakit yang ditimbulkan yaitu penyakit typhus abdominalis. gejalanya berupa demam dengan suhu tinggi (400C), seringkali meracau dan gelisah (delirium), lemah, apatis, anoreksia, dan sakit kepala, ada yang mengalami diare tetapi umumnya mengalami konstipasi. pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan higien pribadi, perbaikan sumber air untuk keperluan rumah tangga, peningkatan sanitasi lingkungan khususnya perbaikan cara pembuanagn feses manusia serta pemberantasan tikus dan lalat.
Shigella dysenteriae
Penyakit yang ditimbulkan yaitu disentri basiler dengan gejala yang biasanya dating mendadak berupa demam, sakit perut bagian bawah, diare, fesenya cair, bercampur lendir dan darah. Pada penyakit yang berat dapat disertai muntah, dehidrasi, kolaps, bahkan menyebabkan kematian. Penularan adalah lewat feses penderita. Pencegahan dilakukan dengan mencaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan sanitasi lingkungan dan hygene pribadi.
Pasteurella pestis (Yersenia pestis)
Penyakit pes adalah penyakit yang menyerang binatang pengerat, tetapi dapat menular pada manusia dengan perantaraan gigitan kutu tikus yang disebut Xenopsylla cheopis. Gejalanya adalah demam dan menggigil. Bakteri akan ikut dengan aliran limfa sementara tubuh mengerahkan leukosit sehinggA kelenjar limfa regional akan membengkak dan sakit. Pembengkakan ini disebut bubo yang sering kali pecah dan mengeluarkan nanah. Pencegahan dilakukan dengan mengisolasi pasien dalam kamar tersendiri agar tidak menulari orang yang sehat, peningkatan sanitasi dan untuk memberantas kutu-kutunya, serta vaksinasi.
Haemophilus influenza
Bakteri ini menimbulkan penyakit tractus respiratorius, system saraf dan system skelet. Pencegahan dengan vaksinasi dan menghindari penularan.
Haemophilus ducrey
Menimbulkan penyakit chancroid, menular lewat hubungan kelamin.
Bordetella pertussis
Bakteri ini menyebabkan batuk rejan. Pencegahan dengan vaksinasi.
Staphylococcus aureus
Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi bernanah dan abses, infeksi pada folikel rambut dan kelenjar keringat, bisul, infeksi pada luka, meningitis, endokarditis, pneumonia, pyelonephritis, osteomyelitis. pencegahan dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh, hygene pribadi, dan sanitasi lingkungan.
Neisseria gonorrhea
Gejala penyakitnya adalah kencing bernanah. pada wanita penderita yang kronis dapat menyebabkan tertutpnya saluran telur. Bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita penyakit ini matanya menjadi bengkak, bernanah yang dan dapat menyebabkan kebutaan. Untuk mencegah neonatal gonorrhoea ophtalmia pada mata bayi yang baru lahir adalah dengan diteteskan larutan penicillin 10.000 unit dalam aqua atau larutan perak nitrat 1% atau erythromycin 0,5% atau tetracycline 1%.
Neisseria meningitides
Bakteri ini menyebabkan penyakit meningitis (radang selaput otak). bila daya tahan tubuh menurun, bakteri ini dapat menyebabkan pharyngitis bahkan pneumonia. Gejala meningitis awalnya mirip flu, demam tidak begitu tinggi, sakit kepala, tenggorokan kering, kaku kuduk, dan lesu.
Streptococcus pneumonia
Merupakan bakteri penyebab penyakit pneumonias, sinusitis, otitis media, mastoiditis, conjuctivis, meningitis, endocarditis. Sebenarnya merupakan flora normal oropharinx, tetapi dapat menjadi berbahaya pada manusia yang daya tahan tubuhnya menurun.
Corynebacterium diphtheria
Menimbulkan penyakit dipteri pada anak-anak, dengan gejala demam yang tidak begitu tinggi dan tenggorokan kering, diikuti dengan pseudomemran yang pada akhirnya dapat menyebabkan aspiksia (tercekik) sehingga penderita dapat mengalami kematian. Pencegahan dalat dilakukan dengan vaksinasi DPT berulang mulai bayi hingga dewasa.
Bacillus anthracis
Merupakan bakteri penyebab penyakit antrax, yang biasanya menyerang hewan ternak. Namun pada perkembangannya penyakit tersebut dapat menular ke manusia melalui luka, inhalasi dan juga makanan.
Pencegahan terhadap penularan penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a. pendidikan kesehatan agar pekerja di peternakan berhati-hati untuk menghindari terjadinya luka atau lecet dan menghindari kontaminasi luka/ lecet tersebut dengan bakteri.
b. Meningkatkan hygiene pribadi
c. Penggunaan masker dan alat-alat pengaman yang lain bagi pekerja yang bekerja di peternakan.
d. Vaksinasi
e. Meningkatkan daya tahan tubuh.
Clostridium tetani
Penyakit yang ditimbulkan adalah tetanus, dengan infeksi melalui berbagai cara, yaitu: luka tusuk, patah tulang terbuka, luka bakar, pembedahan, penyuntikan, gigitan binatang, aborsi, melahirkan atau luka pemotongan umbilicus. Gejalanya berupa kaku dank ram pada otot sekitar luka, hypereflexi pada tendon extremitas yang dekat dengan luka, kaku pada leher, rahang dan muka, dan gangguan menelan.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah
f. perawatan luka yang baik sehingga luka tidka terkontaminasi
g. pemberian antitetanus serum pada penderita
h. imunisasi aktif
i. vaksinasi tetanus toxoid pada ibu-ibu.
Clostridium botulinum
Bakteri ini sering menimbulkan keracunan makanan, hal ini karena bakteri tersebut tumbuh dalam makanan dan menghasilkan toxin yang berbahaya bagi manusia. Gejala penyakitnya berupa tenggorokan terasa kering, penglihatan menjadi kabur, gangguan akomodasi, gangguan suara, kelumpuhan otot, gangguan jantung. Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan memasaknya sampai matang.
Mycobacterium tuberculosis
Pada manusia bakteri ini dapat menyebabkan penyakit tuberculosa yang menyerang paru-paru, tulang, kelenjar lympha, ginjal, otak bahkan kulit. Gejala yang umum dijumpai adalah batuk yang tidak kunjung sembuh. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi BCG dan mencegah penularan.
Mycobacterium leprae
Merupakan bakteri penyebab penyakit lepra, dengan gejala pertama berupa penebalan pada kulit yang berubah warna, berupa bercak keputih-putihan, hilang perasaannya. Bakteri ini dapat pula menyerang mata, paru-paru, ginjal dan sebagainya. Pencegahan dilakukan dengan mencegah kontak langsung dengan penderita dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Treponema pallid
Merupakan bakteri penyebab penyakit syphilis
Treponema pertenue
Merupakan bakteri penyebab Framboeisa (Yaws, patek)
Bakteri Penyebab Penyakit MAAG


Gangguan pencernaan pada lambung yang sering kita sebut sakit maag, tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, atau bahkan kita sudah sering mengalaminya. Tapi tahukah Anda, apa sebenarnya penyebab penyakit ini ?
Sakit maag atau dispepsia sering dikaitkan dengan adanya peningkatan keasaman pada lambung, yang dapat mengakibatkan peradangan pada mukosa lambung, biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur, makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat – obatan tertentu, ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress. Selain hal tersebut di atas, sakit maag ternyata juga dapat diakibatkan oleh adanya infeksi kronis pada lambung. Infeksi ini sering dikaitkan dengan bakteri yang namanya Helicobacter pylori.
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negative, berbentuk spiral, berkoloni hanya pada lapisan mukosa lambung. Bakteri ini merupakan penyebab infeksi lambung, sering kita sebut gastritis, gastric ulcer / tukak lambung. helicobacter-pylori

Sejak bakteri ini ditemukan pada tahun 1984, bakteri ini diketahui sebagai penyebab utama penyakit tukak lambung, dan faktor resiko menyebabkan terjadinya kanker lambung. Lokasi bakteri ini di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan hebat, yang sering kali disertai komplikasi perdarahan pada lambung.

Penyakit ini biasanya bersifat kronis / menahun dan kambuh – kambuhan. Gejala penyakit ini antara lain rasa sakit pada perut bagian atas / ulu hati, dapat disertai rasa mual, kembung, dan rasa sakit dapat juga timbul saat malam hari ( nocturnal pain ), sehingga membangunkan penderita dari tidur, biasanya akan reda dengan adanya asupan makanan atau minum obat antasida.

Deteksi infeksi Helicobacter pylori dapat ditegakkan melalui pemeriksaan biopsi jaringan, Urea Breath Test, Fecal Antigen, IgM dan IgG Helicobacter pylori serta PCR.

Pramita Utama menyediakan pemeriksaan IgM dan IgG Holicobacter Pylori untuk menegakkan diagnosa penyakit tersebut.












Bakteri penyebab penyakit pada hewan
1. Penyakit MMA (Mastitis, Metritis, Agalactia)
Mastitis ditandai dengan peningkatan jumlah sel di dalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologis atau kelenjarnya sendiri. Menurut faktor penyebabnya, mastitis dapat disebabkan oleh bakteri Streptococcus agalactiae, Str. dysgalactiae, Str. uberis, Str. zooepidemicus, dan Staphylococcus aureus, serta berbagai spesies lain yang juga bisa menyebabkan terjadinya mastitis walaupun dalam persentase kecil.Sindrom biasanya terjadi dalam waktu 12 jam setelah kelahiran. Biasanya tanda pertama diikuti oleh depresi, gelisah ketika sedang menyusui dan melemahnya kondisi anak babi. Terjadi demam pada induk babi 39,5-41 ° C jika mastitis hadir. Dalam banyak kasus, hanya satu kelenjar mastitic. Penyakit ini berlangsung selama minimal 3 hari dan kemudian sembuh secara spontan. Kondisi dapat didahului oleh penundaan dalam proses kelahiran (> 5 jam) dan dapat bervariasi dalam intensitasnya. Dalam kasus susu tanpa disertai hypogalactia mastitis atau unsur-unsur lain yang kompleks, akan berkurang berat badan pada anak-anak babi (<105 g / hari, normal 125g/day) mungkin satu-satunya indikasi dari masalah.
Pencegahan penyakit MMA (Mastitis, Metritis, Agalactia) adalah dengan:
  1. Perawatan yang baik saat babi bunting.
  2. Menjaga kebersihan kandang babi.
  3. Mencegah terjadinya pencemaran/kontaminasi tinja terhadap tanah.
  4. Pemberian vaksin yang lengkap pada saat babi bunting.
  5. Pemberian ransum pakan yang tidak berlebihan agar bobot babi tidak overweight.
  6. Sanitasi yang baik disekitar kandang babi.
  Pengobatan
Dilihat dari faktor penyebabnya yaitu bakteri, memang penggunaan antibiotik sangatlah tepat untuk pengobatan penyakit ini, terutama penicillin (Benzyl penicillin G, procain penicillin-G, ampicilin), cephalosporin, erythromycin, neomycin, novobiosin, oksitetrasiklin, dan streptomycin.Dewasa ini, seiring dengan banyaknya penelitian-penelitian yang telah dilakukan beberapa sejawat dokter hewan maupun mahasiswa di kalangan medis veteriner, semakin banyak pula penemuan-penemuan baru yang menarik untuk dicoba dan dibuktikan kebenarannya. Penemuan terbaru yang dilakukan beberapa mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, menyebutkan bahwa penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) dapat menghambat pertumbuhan bakteri. VCO ini, yang diujikan pada mencit, terbukti dapat menghasilkan pembentukan asam laurat yang tinggi dalam tubuh yang dapat membunuh bakteri. Dalam pengujiannya, penggunaan VCO ini bisa mematikan bakteri patogen dalam mencit dalam waktu satu hari, sedangkan pada pemberian antibiotik, bakteri mati dalam 4 hari. Mengenai biaya yang dipakai, penggunaan VCO ini dikabarkan tidak memakan biaya yang begitu besar. Dengan Rp. 15.000,- bisa didapatkan VCO sebanyak 1,5 liter.
·         Salmonellosis
Salmonellosis pada hewan adalah suatu penyakit yang terjadi ketika binatang menjadi terinfeksi oleh bakteri salmonella. The disease has the potential to spread easily from animal to animal and all animals, both wild and a domestic, are at risk. Penyakit ini memiliki potensi untuk menyebar dengan mudah dari hewan ke hewan dan semua hewan, baik liar dan domestik, beresiko. Ada berbagai jenis bakteri yang terkait dengan Salmonella. Beberapa strain melampirkan saluran usus yang menyebabkan diare berat dan berpotensi mengancam kehidupan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit sementara yang lain cenderung untuk menargetkan sendi dll Beberapa strain Salmonella memiliki potensi untuk menyebabkan aborsi. Sebagai contoh, betis yang tidak menerima kolostrum yang memadai dan hewan yang menderita stres beresiko dari bakteri salmonella. Some animals are carriers of the disease and generally, carrier animals cannot be cured with antibiotics or other drugs. Beberapa hewan adalah pembawa penyakit dan umumnya, hewan pembawa tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik atau obat lain. Carrier hewan menyebarkan bakteri dalam kotoran mereka dan kotoran lainnya. sepatu Terkontaminasi, pakaian, ban kendaraan, dan air wadah pakan dan peralatan lainnya semua mampu menyebarkan penyakit.

Prevention Pencegahan

Berlatih pencegahan sebagai lawan terhadap pengobatan sangat penting dan melibatkan:
Menjaga pena, kandang, makan dan pengairan area bersih.
Menjaga ketahanan alam tinggi

Menyediakan lingkungan stres rendah.

Meminimalkan paparan organisme menular.

Pembersihan dan disinfeksi pena melahirkan setelah setiap kali digunakan.

Menjaga anak sapi baru lahir dalam lingkungan yang bersih selama minimal 12 jam.
·         Botulisme
Botulisme atau Lamziekti adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum yang memperbanyak diri dalam jaringan yang membusuk. Bakteri ini membentuk spora dan tahan hidup bertahun-tahun dalam tanah dan bersifat anaerobik. Hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan total otot gerak. Cl. Botulinum terdapat dimana-mana di Indonesia dan terjadinya infeksi tergantung oleh faktor predisposisi seperti tidak sengaja termakan atau terminum.
Penularan penyakit terjadi melalui toksin dalam pakan atau air yang tercemar oleh bakteri. Kejadian botulisme sering terjadi pada babi yang kekurangan fosfor karena hewan yang kekrangan fosfor cenderung mengunyah tulang yang dijumpai di pengembalaan. Apabila tulang tersebut berasal dari hewan pembawa kuman maka akan terjadi intoksikasi. Gejala klinis yang mencolok dari penyakit botulisme adalah terjadinya kelumpuhan total secara perlahan. Toksin menyerang sistem syaraf dan menyebabkan hewan sempoyongan, kesulitan menelan, ngiler dan mata terbelalak. Kelumpuhan terjadi pada lidah, bibir, tenggorokan, kaki dan disusul kelemahan umum.
Diagnosis penyakit dapat dilakukan dengan uji laboratoris dari spesimen pakan, isi usus atau bangkai dan diteguhkan dengan pengukuran konsentrasi toksin. Pengendalian penyakit ini dengan pengobatan tidak efektif, pencegahan dilakukan dengan pemusnahan karkas dan vaksinasi dengan toksoid tipe C dan D. Hewan yang mati karena botulisme dilarang dipotong untuk dikonsumsi dagingnya. Bangkai dimusnahkan, kandang serta peralatan disucihamakan dengan desinfektan.
·         Radang Paha
Radang paha atau Black Leg adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Cl. Chauvoei pada babi yang berakibat kepincangan dan radang yang hebat pada bagian paha.
Penularan penyakit terjadi melalui spora yang termakan oleh hewan dan biasanya menyerang babi muda umur 8-18 bulan. Gejala klinis yang mencolok adalah pada pangkal kaki belakang yang terserang dengan gejala awal pincang diikuti terbentuknya peradangan di bagian atas kaki yang meluas secara cepat. Jaringan yang terserang jika diraba berkrepitasi yang disebabkan penumpukan gas di bawah kulit. Timbul demam yang tinggi dan pernafasan meningkat, hewan terdengar mendengkur dengan gigi gemertak. Kematian terjadi mendadak antara 1-2 hari setelah timbul gejala serta dapat terjadi pendarahan pada hidung dan dubur.
Diagnosis dapat dilakukan dengan pengujian FAT. Pemeriksaan sediaan ulas darah secara cepat dapat membedakan dengan penyakit antraks. Pengendalian dan pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi masal di daerah tertular setiap tahun untuk umur 6 bulan sampai 3 tahun. Pengobatan hewan sakit dapat dilakukan dengan suntikan penisilin dosis besar. Hewan yang mati karena radang paha dilarang dipotong untuk dikonsumsi dagingnya. Bangkai dimusnahkan, kandang serta peralatan disucihamakan dengan desinfektan.
·         Tetanus
Tetanus adalah penyakit akut yang mengakibatkan kekakuan dan kekejangan otot tubuh yang disebabkan infeksi bakteri Cl. Tetani. Bakteri ini terdapat di dalam tanah dan alat pencernaan hewan. Tetanus ditemukan dimana-mana di Indonesia terutama kuda, babi, domba, kambing dan kera, sedangkan pada babi jarang terjadi. Kejadian penyakit ini biasanya bersifat insidental mengikuti infeksi pada luka yang dalam atau pada lokasi yang banyak menggunakan pupuk kandang.Penularan terjadi karena adanya luka kecil dan dalam, yang memungkinkan adanya kondisi anaerobik yang memudahkan pertumbuhan bakteri. Gejala klinis yang teramati pertama kali adalah kekakuan otot lokal diikuti oleh kekejangan umum, suhu tubuh sangat tinggi menjelang kematian. Kematian akibat tetanus sangat tinggi yaitu mencapai 80% .Diagnosis dapat diperkirakan berdasarkan gejala klinis adanya kekejangan yang tetanik. Peneguhan diagnosis dapat dilakukan dengan pengiriman spesimen ulas atau biopsi jaringan luka ke laboratorium. Pengobatan dapat dilakukan dengan penyuntikan antitoksin diikuti pembersihan dan desinfeksi luka. Antibiotika dapat mematikan kuman penyebab bila luka telah dibersihkan namun tidak mampu menghilangkan toksin dari jaringan. Ternak yang terserang tetanus dilarang keras dipotong. Karkas harus dimusnahkan dengan dibakar. 
·         Anthrax
L.C. Ferguson dan E.H. Bohl dari Ohio Agricultural Research and Development Center (1975), menjelaskan bahwa babi menularkan anthrax pada manusia. Penyakit ini antara lain menyerang kulit, pernapasan dan usus.Penyakit yang disebabkan oleh bakteri merupakan penyakit yang paling
umum dijumpai pada usaha budidaya ikan laut.
Tetanus
Etiologi
: Bakteri Clostiridium
Menyerang
: Kuda, babi dan domba, kejadian pada orang kecelakaan dan infeksi karena luka terdapat

diseluruh dunia terutama di negara-negara beriklim tropis
Mortalitas
: s/d 100%
Cara Penularan
: Infeksi pada luka yang tercemar kuman Clostiridium
Masa Inkubasi
: 1 – 3 Minggu
Angka Kematian
: 25-90% dimulai dengan diare berat/berdarah
Pencegahan
: Tetanus antitoksin, luka dibersihkan, dicuci dengan H202 terus diberi antibiotik

Tuberculosis (TBC)
Etiologi
: Bakteri Mycobacterium Tuberkulosis
Menyerang
: Mamalia dan bersifat zoonosis (sapi perah) pada susu
Di Indonesia
: Tidak begitu menonjol dan kerugian pada ternak, kehilangan berat badan dan pengafkiran

bagian-bagian daging yang terserang
Cara Penularan
: Lewat pernafasan dan pencernaan
Pencegahan
: Vaksinasi BCG (Bacillus of Calmette and Guerin)
 Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
No.
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1.
Brucellosis pada sapi
2.
Mastitis pada sapi (radang payudara)
3.
Antraks
4.
Bengkak rahang pada sapi
5.
Penyakit pada ikan

























Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan


No.
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1.
Menyerang pucuk batang padi
2.
Menyerang tanaman kubis
3.
Penyakit layu pada famili terung-terungan
4.
Penyakit bonyok pada buah-buahan

·       Penyakit layu

Tanaman Inang :  semangka, melon, sayuran (Cabe, tomat,pakis,sawi), dll
Penyebab: Bakteri Ralstonia solanacearum
Gejala: tanaman layu secara cepat dimana daun-daunnya masih kelihatan hijau, bila akar dipotong dan dimasukkan dalam air akan keluar massa bakteri yang kelihatan seperti asap.
Pengendalian:
    • tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar;
    • tanaman yang sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman kentang atau tomat;
    • menanam varietas tanaman yang resisten;
    • melakukan rotasi tanaman;
    • tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari;
    • sebelum tanam , lubang tanam dikocor dengan fungisida Kocide dengan konsentrasi 5 gr/l dan diulangi setiap 7 hari sekali sampai umur 40 hst dll.  
Gejala penyakit busuk lunak
dan busuk hitam pada kubis

  • KANKER JERUK (Xanthomonas Axonopodis Pv. Citri)

    Buah burik dapat pula disebabkan oleh adanya serangan bakteri Xanthomonas axonopodis pv. citri penyebab kanker pada jeruk. Bakteri akan dapat berkembang cepat pada kondisi suhu lingkungan 20 sampai 300 C, pada kondisi yang sesuai dengan bantuan sedikit air, patogen akan migrasi melakukan penetrasi melalui lubang alami atau luka oleh serangga mapun mekanis.
    Serangan bakteri akan menyebabkan jaringan tanaman membuat pertahanan dengan timbulnya kanker yang tumbuh pada jaringan daun, ranting dan buah. Kanker yang tumbuh tidak dapat sembuh kembali dan mengakibatkan ranting kering, daun gugur, atau buah yang ditumbuhi banyak kanker.
    Pengendalian yang disarankan adalah membuang bagian tanaman yang terserang agar tidak menjadi sumber patogen penular, membersihkan alat pertanian dengan alkohol 70% atau sodium hipoklorit 0.5%; menggunakan bakterisida atau menggunakan pestisida berbahan aktif Tembaga (Cooper).
    Penyebab buah burik sudah diketahui masing-masing cara pengendaliannya. Penurunan persentase buah burik dapat dilakukan dengan beberapa hal yaitu pemahaman pengelola tanaman terhadap penyebab-penyebab tersebut, pelaksanaan pengendalian harus tepat waktu, tepat buah, tepat cara, dan tepat dosis.                              

·       Penyakit Hawar Daun Bakteri

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia pada umumnya merupakan petani tradisional.
Teknologi yang mereka terapkan masih turun temurun, sehingga kesejahteraannya masih jauh bila dibandingkan dengan petani di Negara maju. Mayoritas komoditas yang ditanami oleh petani di Indonesia adalah padi (Oryza sativa L.). Karena padi merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam budidayanya petani banyak menghadapi kendala. Salah satunya adalah adanya OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) baik berupa hama maupun penyakit. Penyakit yang sering menyerang tanaman padi diantaranya adalah hawar daun bakteri atau BLB (bacterial leaf blight) yang lebih populer dengan nama penyakit “kresek”.
Penyakit hawar daun bakteri merupakan penyakit yang tersebar luas di pertanaman padi sawah dan bisa menurunkan hasil sampai 36%. Penyakit ini pada umumnya terjadi pada musim hujan atau lembab >75%, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dengan pemupukan N yang tinggi. Hawar daun bakteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye. yang dapat menginfeksi tanaman padi pada berbagai stadium pertumbuhan.

Klasifikasi Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye.
Menurut Ferdiaz (1992) dalam Triny S. Kadir, Satoto dan Inastuti A. Rumanti (2006), klasifikasi Xanthomonas adalah sebagai berikut:
Phylum     : Prokaryota
Kelas     : Schizomycetes
Ordo     : Pseudomonadales
Famili     : Pseudomonadaceae
Genus     : Xanthomonas
Spesies     : Xanthomonas campestris pv. Oryzae

Morfologi Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye.
Bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye. berbentuk batang pendek m , di ujungnya mempunyai satu flagela polarmberukuran (1-2) x (0,8-1)  m dan berfungsi sebagai alat bergerak. Bakteri inimyang berukuran 6-8  bersifat aerob, gram negatif dan tidak membentuk spora. Di atas media PDA bakteri ini membentuk koloni bulat cembung yang berwarna kuning keputihan sampai kuning kecoklatan dan mempunyai permukaan yang licin (Machmud, 1991; Semangun, 2001; Triny dkk., 2006).
Gejala Serangan Penyakit Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar bakteri pada tanaman padi bersifat sistemik dan dapat menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Gejala penyakit ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1). Gejala layu (kresek) pada tanaman muda atau tanaman dewasa yang peka, (2). Gejala hawar dan (3). Gejala daun kuning pucat (Singh, 1980; Machmud, 1991; Triny dkk., 2006).
Gejala layu yang kemudian dikenal dengan nama kresek umumnya terdapat pada tanaman muda berumur 1-2 minggu setelah tanam atau tanaman dewasa yang rentan. Pada awalnya gejala terdapat pada tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan, bercak tersebut meluas berwarna hijau keabu-abuan, selanjutnya seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Seringkali bila air irigasi tinggi, tanaman yang layu terkulai ke permukaan air dan menjadi busuk (Anonim, 1989).
Menurut Machmud (1991), pada tanaman yang peka terhadap penyakit ini, gejala terus berkembang hingga seluruh permukaan daun, bahkan kadang-kadang pelepah padi sampai mengering. Pada pagi hari atau cuaca lembab, eksudat bakteri sering keluar ke permukaan bercak berupa cairan berwarna kuning menempel pada permukaan daun dan mudah jatuh oleh hembusan angin, gesekan daun atau percikan air hujan. Eksudat ini merupakan sumber penularan yang efektif.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri
Kultivar padi mempunyai tingkat ketahanan yang berbeda terhadap Xanthomonas. Ketahanan disebabkan karena: 1. Bakteri terhambat penetrasinya, 2. Bakteri tidak dapat meluas secara sistemik, dan 3. Tanaman bereaksi langsung terhadap bakteri (Lozano dan Sequeira, 1974 dalam Semangun, 2001). Menurut Maraite dan Weyns (1979) dalam Semangun (2001), penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Xanthomonas dibantu juga oleh hujan, karena hujan akan meningkatkan kelembaban dan membantu pemencaran bakteri. Intensitas penyakit yang tertinggi terjadi pada akhir musim hujan, menjelang musim kemarau. Suhu optimum untuk perkembangan Xanthomonas adalah sekitar 300C.
Kerugian Akibat Penyakit Hawar Daun Bakteri
Kerugian hasil padi di Jepang yang diakibatkan oleh penyakit hawar daun bakteri setiap tahunnya mencapai 30% bahkan lebih. Di India penyakit ini juga merupakan kendala utama produksi padi, berjuta-juta hektar sawah tiap tahun terserang penyakit tersebut dengan kerugian bervariasi antara 20-60% (Singh, 1980).
Di daerah tropis seperti Indonesia dan Filipina, penyakit ini juga sangat merugikan meskipun besar kerugian kurang diketahui secara pasti. Di Indonesia kerugian akibat penyakit ini diperkirakan berkisar antara 15-25% tiap tahun. Kerusakan berat terjadi bila penyakit ini menyerang tanaman muda yang peka, sehingga menimbulkan gejala kresek dan kemudian tanaman mati (Machmud, 1991).
Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri
Pengendalian penyakit hawar daun bakteri akan lebih berhasil bila dilaksanakan secara terpadu, mengingat berbagai faktor dapat mempengaruhi penyakit ini di lapangan, misalnya keadaan tanah, pengairan, pemupukan, kelembaban, suhu dan ketahanan varietas padi yang ditanam. Usaha terpadu yang dapat dilaksanakan mencakup penanaman varietas yang tahan, pembuatan persemaian kering atau tidak terendam air, jarak tanam tidak terlalu rapat, tidak memotong akar dan daun bibit yang akan ditanam, air tidak terlalu tinggi pada waktu tanaman baru ditanam dan menghindari pemberian pupuk N yang terlalu tinggi.
Upaya pengendalian untuk mengatasi penyakit ini yaitu dengan melakukan beberapa hal :
1.    Perbaikan cara bercocok tanam, melalui:
    Pengolahan tanah secara optimal-
    Pengaturan pola tanam dan waktu tanam serempak dalam satu hamparan-
    Pergiliran tanam dan varietas tahan-
    Penanaman varietas unggul dari benih yang sehat-
    Pengaturan jarak tanam-
    Pemupukan berimbang (N,P, K dan unsur mikro) sesuai dengan fase pertumbuhan dan musim-
    Pengaturan sistem pengairan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.-
2.    Sanitasi lingkungan
3.    Pemanfaatan agensia hayati Corynebacterium
4.    Penyemprotan bakterisida anjuran yang efektif dan diizinkan secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan.

·       Bakteri Pasteuria penetrans sebagai Agen Pengendali Penyakit Kuning pada Tanaman Lada

i1 Votes
QuantcastBakteri Pasteuria penetrans sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu komponen pengendalian nematoda pada tanaman lada. Pengendalian hayati ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia (nematisida) yang berdampak negatif terhadap lingkungan.Penyakit  kuning merupakan salah satu kendala produksi lada di Bangka-Belitung dan Kalimantan.  Penyakit  tersebut  disebabkan  oleh nematoda parasit terutama Radopholus similis dan Meloidogyne incognita. Akibat serangan nematoda tersebut, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat serta warna daun dan dahan menjadi ku-ning. Daun-daun yang menguning tidak menjadi layu, tetapi tergantung kaku dan sangat  rapuh  sehingga  secara bertahap  akan  gugur. Untuk mengendalikan penyakit kuning, para petani lada biasanya menggunakan bahan kimia. Namun, penggunaan bahan kimia secara terus menerus dapat  mencemari  lingkungan, menimbulkan resurjensi dan resistensi nematoda serta terbunuhnya musuh-musuh  alami  yang  mempunyai  peranan dalam  menjaga  keseimbangan  hayati.Nematoda parasit dapat dikendalikan dengan menggunakan agen hayati  yang  merupakan  musuh alaminya, misalnya bakteri Pasteuria penetrans. Bakteri ini tersebar luas di berbagai daerah serta dapat bertahan hidup lama di dalam tanah karena mampu membentuk spora yang tahan terhadap kekeringan dan input pertanian. Dilaporkan bahwa P. penetrans mampu menekan populasi M. incognita pada tanaman tembakau, kacang tanah, dan tomat.Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat telah membuat  tiga macam formula P. penetrans yaitu formula kapsul, pelet, dan kompos. Ketiga  formula tersebut telah diuji di laboratorium, rumah kaca maupun di lapang. Hasil pengujian lapang selama 2 tahun di kebun lada petani  di  Bangka  membuktikan  bahwa bakteri tersebut mampu menekan populasi  nematoda  dan  perkembangan penyakit kuning serta meningkatkan produktivitas tanaman lada yang terserang nematoda. Kombinasi penggunaan P. penetrans dengan kapur  pertanian  memberikan  hasil  yang terbaik (Tabel 1).

2 komentar:

  1. terimakasih untuk informasinya, sebenarnya klo dibiarkan tanpa di obati, penyakit apapun bisa menjadi berbahaya,

    http://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-diare/

    BalasHapus
  2. Ada beberapa solusi alami yang dapat digunakan dalam pencegahan dan menghilangkan diabetes secara total. Namun, satu-satunya aspek paling penting dari rencana pengendalian diabetes adalah mengadopsi gaya hidup sehat Kedamaian Batin, Nutrisi dan Diet Sehat, dan Latihan Fisik Reguler. Keadaan kedamaian batin dan kepuasan diri sangat penting untuk menikmati kesehatan fisik yang baik dan atas semua kesejahteraan. Kedamaian batin dan kepuasan diri adalah kondisi pikiran yang adil. Orang dengan penyakit diabetes sering menggunakan pengobatan komplementer dan alternatif. Saya didiagnosis menderita diabetes pada tahun 2000. Sedang bekerja merasa sangat lelah dan mengantuk. Saya meminjam glukometer dari rekan kerja dan diuji pada 760. Segera pergi ke dokter saya dan dia memberi saya resep seperti: Insulin, Sulfonamides, tetapi saya tidak bisa mendapatkan penyembuhan daripada mengurangi rasa sakit dan menghilangkan rasa sakit lagi. Saya menemukan nama kesaksian wanita Comfort online bagaimana Dr Akhigbe menyembuhkan HIV-nya dan saya juga menghubungi dokter dan setelah saya minum obatnya seperti yang diperintahkan, saya sekarang benar-benar bebas dari diabetes oleh dokter jamu Akhigbe. Jadi pasien diabetes yang membaca kesaksian ini untuk menghubungi emailnya drrealakhigbe@gmail.com atau Nomornya +2348142454860 Ia juga menggunakan ramuan herbal untuk penyakit seperti: SPIDER BITE, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, INFEKSI EKSTERNAL, UMUM DINGIN, GABUNGAN BERSAMA, BODY PAIN, EPILEPSI, STROKE, TUBERACASE. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI PERNAPASAN RENDAH, DIABETIKA, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, KANKER, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, THYROID, ASTHMA, PENYAKIT JANTUNG, PENYAKIT KRONIK. AUTISM, NAUSEA Muntah ATAU DIARE, PENYAKIT GINJAL, EREKSI LEMAH. MATA TWITCHING MENSTRUATION PAINFUL ATAU IRREGULAR. Akhigbe adalah pria yang baik dan dia menyembuhkan semua tubuh yang datang kepadanya. di sini adalah email drrealakhigbe@gmail.com dan Nomornya +2349010754824

    BalasHapus