Jumat, 05 April 2013

ASAL-USUL KECAMATAN MANTUB


Versi I
Dahulu kala pada masa pemerintahan kolonial Belanda ada sebuah daerah yang diperebutkan oleh para kolonial Belanda. Daerah tersebut kini dikenal dengan daerah yang bernama Mantup. Letaknya ada disebelah Barat daya Kabupaten Gresik,tepatnya disebelah Barat kecamatan balongpanggang.

Dalam perebutan itu orang-orang didaerah tersebut merasa sangat resah dan teracam, sehingga untuk mempertahankan daerahnya orang-orang yang berada didaerah tersebut bekerja sama untuk mengembalikan ketenangan didaerah mereka. Untuk itu salah satu orang yang dipercaya sebagai seorang pemimpin perjuangan itu membuat suatu gerakan yang disebut sebagai " pasukan kuda putih Mayangkara ", para pejuang tersebut berjuang dengan meggunakan kuda putih, sehingga gerakannya disebut sebagai pasukan kuda putih.

Pemimpin pasukan itu, sebut saja pak Gatot. Pak Gatot dan awak-awaknya dalam berjuang selalu bersemboyankan kata "Amantubillahi" yang artinya percaya kepada Allah. Dengan begitu diharapkan dengan menggunakan semboyan percaya kepada Allah. Allah SWT mau menolong mereka dalam mepertahankan daerahnya yang dipakai rebutan oleh para kolonial Belanda disaat itu.

Setiap hari " pasuakan kuda putih Mayangkara " berjuang dengan gigih, penuh semanagat, tak pantang menyerah dan yang terpenting selalu bersemboyang kata " amantubillahi". mereka semua percaya bahwa semua pertolongan Allah itu ada dan akan selalu datang saat semua orang membutuhkan.

Berkat perjuangan orang-orang daerah tersebut ahirnya daerah terebut dapat dipertahankan keadaanya, orang-orang dapat mengusir para kolonial Belanda kembali kedaerah mereka sendiri.

Berita terusirnya kolonial Belanda sudah terdengar diseluruh daerah tersebut, untuk merayakan semua itu orang-orang menjadikan daerah itu sebagai sebuah kecamatan. Tetapia ada masalah lagi, apa nama kecamatanya? Mereka semua sama-sama berpikir, kemudian ada sebuah usulan dari seorang warga agar kecamatan tersebut diberi nama kecamatan Mantup. Yang diambil dari semboyan masyarakat saat berjuang melawan kolonial Belanda, yaitu dari kata " Amantubillahi" diharapkan dengan diberinama ini masyarakatnya dapat menjadi orang-orang yang selalu percaya kepada allah dan selalu setia dengan Allah SWT seumur hidupnya.

Versi II
Selain cerita yang ada diatas, ada lagi cerita yang lain. Dahulu kala pada saat Sunan Giri masih menyebarkan ajaran agama islam beliau mengutus seorang utusannya yang bernama Mbah Yai Sido Margi untuk menyebarkan agama islam didaerah tersebut.

Mbah Yai Sido Margi menyebarkan agama islam dengan penuh kegigihan dan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi semua cobaan yang dihadapinya di daerah tersebut. Saat menyampaikan ajaran agama islam masih banyak orang-oarang daerah tersebut yang kurang percaya terhadap ajaran Mbah Yai Sido Margi, sehingga banyak yang mengganggu dalam penyampaian ajaran ini.

Suatu hari saat Mbah Yai sido Margi membuat semboyan dalam menyampaikan ajarannya, yaitu kata " amantubillahi " yang artinya percaya kepada Allah SWT. Namun banyak orang yang mengecam dan menganggap remeh ucapan Mbah Yai Sido Margi. Bahkan ada yang sampai menertawakannya.

Walaupun diperlakukan seperti itu Mbah Yai Sido Margi tetap gigih dan sabar dalam menyampaikan ajaran agama islam. Beliau yakin pasti suatu saat Allah akan membukakan pintu hati masyarakat tersebut untuk mau menerima ajaran agama islam.

Lama-kelamaan hinaan masyarakat sekitar semakin parah dan tidak mengenakkan, tetapi Mbah Yai Sido Margi tetap sabar dan Gigih. Hingga yang dinantti- nanti, yaitu pertolongan Allah pun datang. Allah SWT memberikan bencana alam yang besar kepada masyarakat didaerah sekitar. Banya orang-orang meninggal, tetapi tidak semua. Harta benda semua musnah, alam seperti hancur berantakan. Orang-orng yang masih hidup segera mendatangi Mbah Yai Sido Margi untuk meminta pertolongan, tetapi Mbah Yai Sido Margi berkata " janganlah kalian meminta pertolongan kepadaku, tetapi mintalah kepada Allah. Karena semua yang terjadi pada kalian semuanya adalah semata-mata karena kuasa Allah, dan hanya Allah lah yang bisa mengembalikan semua seperti sedia kala". Itulah perkataan Mbah Yai Sido Margi. Mendengar ucapan mbah Yai Sido Margi orang-orang pun mau mengikuti semua ajaran Mbah Yai Sido Margi.

Beberapa bulan lamanya, Mbah Yai Sido Margi dalam menyampaikan ajaran agama islam sudah tidak ada gangguan lagi. Sehingga Mbah Yai Sido Margi dan orang-orang ingin menjadikan daerah itu sebagai sebuah kecamatan, dan salah seorang dari mereka mengusulkan agar daerah tersebut diberi nama Mantup, yang berasal dari kata Amantubillahi.


Versi III

Selain 2 versi dari cerita diatas, ada lagi versi yang lain, tetapi versi yang satu ini kurang jarang yang tahu. Yang paling terkenal adalah dari versi pertama yaitu asal usul kecamatan mantup berdasarkan sejarahnya pada masa pemerintahan Kolonial Belanda.

Versi yang ketiga adalah versi kerajaan, dahulu kala didaerah yang sekarang bernama Mantup ini berdirilah suatu kerajaan islam yang lumayan terkenal, tetapi saya kurang tahu apa nama kerajaannya.

Kerajaan ini hanya terkenal disekitar daerah ini saja, dari daerah yang lain kurang mengetahui keberadaannya. Dahulu kala di kerajaan ini hiduplah seorang raja yang sangat arif dan bijaksana, serta baik budinya. Raja ini sangat disenangi oleh para rakyatnya, bahkan para rakyat menghormatinya, tidak ada satu pun yang berani kepadanya.

Kehidupan kerajaan ini sangatlah damai dan sejahtera, bahkan tidak pernah ada permusuhan sekali pun. Memang ada permusuhan, tetapi karena rajanya sangan arif dan bijaksana masalah ini jadi cepat terselelesaikan, bahkan cara menyelesaikannya dengan cara yang kekeluargaan, dan tidak  ada hukuman. Rajanya hanya menyuruh mereka saling bermaafan dan berjabat tangan.

Walaupun kehidupan raja tersebut benar-benar damai, masih ada yang belum lengkap dalam kehidupan raja tersebut, yang belum lengkap adalah raja itu belum dikaruniai seorang anak padahal usia perkawinannya sudah lumayan lama.

Setiap hari sang raja selalu berdoa, berdoa berdoa dan berdoa. Sampai sampai rakyatnya yang mengetahui hal itu merasa sangat tidak tega kepada sang raja. Tetapi apa yang dapat mereka Bantu, karena hanya Tuhan yang mampu memberikan si raja seorang anak.

Suatu hari sang raja selalu pecaya kepada Allah bahwa suatu saat Allah akan memberikan nya karunia yang berupa anak, tetapi entah itu kapan waktunya. Bahkan sang raja memberikan kajian terhadap rakyatnya untuk selalu mengingat kata “ amantubillahi “ yaitu percaya kepada Allah SWT.

Beberapa tahun kemudian istri sang raja ternyata hamil, dan kehamilannya tidak ada yang mengetahui. Semua orang tahu saat perut istri sang raja sudah besar. Sang raja benar-benar senang dan mensyukuri semua ini, ternya Allah itu memang benar-benar maha kuasa atas segalanya.

Istri sang raja kini saatnya untuk melahirkan, dan Alhamdulillah anaknya laki-laki. Ini sungguh berkah yang sangat besar untuk sang raja. Sang raja berjanji kelak dia akan menjadikan putranya anak yang berbakti bagi nusa dan bangsa begitu juga agama.

Berita kelahiran anak sang raja sudah terdengar dimana-mana, semua sangat gembira mengetahui hal itu, bahkan semua menengok anak sang raja yang baru lahir itu. Bahkan setiap orang memberikan doa yang baik-baik untuk anak sang raja.

Anak raja kini sudah memasuki usia dewasa dan sudah bisa menggantikan tahta sang ayah. Sang raja menobatkan putranya menjadi raja muda, dan pemerintahannya pun sama arif dan bijaksananya seperti ayahnya. Bahkan kerajaan dibawah pemerintahan raja muda ini menjadi makin tersohor dan terkenal.

Suatu hari anak sang raja berniat untuk menjadikan wilayah sekitar kerajaan itu menjadi sebuah kecamatan. Tetapi raja muda bingung harus diberi nama apa. Sang ayah pun mengusulkan agar kecamatan tersebut diberi nama kecamatan mantup yang diperoleh dari kata “ amantubillahi “, yang artinya percaya kepada Allah. Dengan begini diharapkan semua warga kecamatan ini selalu ingat kepada Allah. Raja muda sangat menyetujui hal itu.

Kecamatan mantup yang baru berdiri itu sudah terumumkan keseluruh daerahnya, dan seluruh masyarakatnya sangat setuju terhadap usul tersebut. Nah itulah asal usul kecamatan mantup. Jika adalagi asal-usul kecamatan mantup yang lain saya belum tahu, karena yang saya dapatkan hanyalah ketiga sumber itu.

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA


J MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
Sebelum islam masuk di Indonesia, Indonesia masih menganut kepercayaan Animisme, Dinamisme, Hindu dan Budha. Agama Islam pertama kali masuk di Indonesia pada abad pertama hijriah (8 Masehi) di PAntai Sumatra bagian utara, yang melalui dua cara, yaitu:
1.      Jalur utara
Rute: Arab – Damaskus – Bagdad – Gujarat – Srilangka – Indonesia
2.      Jalur selatan
Rute: Arab – Yaman – Gujarat – Srilangka – Indonesia

Islam mudah masuk ke pelosok negri Indonesia, karena:
1.      Adanya dorongan kewajiban bagi setiap muslim/muslimah, khususnya para ulama, untuk berdakwah mensyiarkan Islam sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
2.      Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juru dakwah untuk berdakwah secara terus-menerus kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitarnya.
3.      Persyaratan masuk islam sungguh mudah, yaitu hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
4.      Ajaran islam tentang persamaan dan tidak adanya system kasta dan diskriminasi mudah menarik simpati rakyat, terutama lapisan bawah.
5.      Banyak raja-raja islam di berbagai wilayah Indonesia berperan aktif melaksanakan dakwah islamiyah.

J PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
?  Sumatra
Wilayah ini adalah yang pertama di masuki ajaran Islam, tepatnya di Pasai dan Perlak. Hal ini dapat terjadi karena letak Sumatra yang dekat dengan Selat Malaka yang menjadi lalu lintas kapal dagang India ke Cina.
Seiring dengan perkembangan Islam di Sumatra berdirilah kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan ini berdiri tahun 1261 M, di pesisir timur LAut Aceh Lhokseumawe (Aceh Utara). Raja pertamanya adalah Marah Silu yang bergelar Sultan MAlik Al-Saleh.
Gambar. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai berkembang pesat dalam bidan politik, ekonomi dan kebudayaan. Seiring dengan perkembangannya Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh. Para ulama kemudian menyebarkan agama Islam ke Seluruh nusantara, kemudian Samudra PAsai terkenal dengan sebutan Serambi Mekkah.

?  Jawa
Masuknya Islam di Jawa tidak diketahui secara pasti, namun setelah ditemukannya nisan Siti Fatimah binti Maimun di Leran/Gresik yang wafat tahun 1101 dapatlah dijadikan tonggak awal munculnya Islam di Jawa. Selain itu ditemukannya makam islam di Troloyo, Trowulan  Mojokerto dan adanya berita Ma Huan (1416 M) yang menceritakan tentang adanya orang-orang islam yang bertempat tinggal di Gresik.
Perkembangan Islam di Jawa tidak bisa terlepas dari perjuangan Sembilan wali yang kemudian dikenal sebagai Wali Sanga, yang terdiri dari:
1.      Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi adalah wali tertua yang menyiarkan Islam di Jawa Timur khusunya Gresik. Maulana Malik Ibrahim menetap di Gresik dan mendirikan beberapa masjid dan pesantren. Beliau wafat pada tahun 1429 M dan dimakamkan di Gapura Wetan Gresik.
2.      Sunan Ampel
Nama Aslinya adalah Raden Rahmat, lahir tahun 1401 M dan wafat tahun 1481 M dan dimakamkan di desa Ampel. Sunan Ampel menikah dengan Nyi Ageng Manila dan dikaruniai 4 orang anak, yaitu: Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim), Sunan Drajat (Syarifudin), Nyi Ageng Maloka, dan Istri Sunan Kalijaga.
Jasa Sunan Ampel:
a.         Pendiri pesantren di Ampel Denta dan pesantren ini melahirkan banyak ulama, seperti Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sunan Demak), dan Maulana Ishak.
b.         Berperan aktif dalam membangun masjid Agung Demak
c.         Mempelopori berdirinya kerajaan Islam di Demak.
3.      Sunan Bonang
Nama Aslinya adalah Makdum Ibrahim, beliau adalah putra Sunan Ampel yang lahir tahun 1465 dan wafat tahun 1515 M. semasa hidupnya beliau mempelajari ajaran Islam dari ayahnya (Sunan Ampel), kemudian bersama RAden PAku beliau merantau ke Psai untuk mendalami Islam.
4.      Sunan Giri
Sunan yang memiliki pengaruh besar bagi penyebaran Islam di JAwa Timur. Ayahnya (Maulana Ishak) berasal dari Pasai dan Ibunya (Sekardadu) adalah putrid Raja Blambagan. Sunan Giri belajar Islam dari pesantren Ampel Denta dan Pasai.
5.      Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin, yang merupakan putra Sunan Ampel dan adik dari SUnan Bonang. Beliau berjasa dalam mensyiarkan islam dan mendidik para santri sebagai calon mubalig. Santri-santrinya berasal dari berbagai daerah.
6.      Sunan Gunung Jati
Sunan ini lebih dikenal dengan sebutan Syarif Hidayatullah atau Syekh Nurulah. Beliau berjasa dalam menyebarkan Islam di Jawa Barat dan berhasil mendirikan dua buah kerajaan Islam, yaitu Banten dan Cirebon, dan berhasil pula menguasai pelabuhan Sunda Kelapa. Sunan Gunung JAti wafat tahun 1570 M dan dimakamkan di Gunung Jati.
7.      Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq, lahir pada pertengahan abad ke-15 dan wafat pada tahun 1550 M. beliau berjasa menyebarkan Islam di Kudus dan sekitarnya. Untuk memperlancar dakwahnya, Sunan Kudus mendirikan masjid yang bernama Masjid Kudus. Sunan kudus juga dikenal sebagai sstrawan, beliau telah menciptakan gending Mijil dan Maskumambang.
8.      Sunan Kalijaga
Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, Sunan Kalijaga terkenal karena berjiwa besar, toleran dan juga pujangga. Beliau adalah mubaligh yang berdakwah sambil berkelana. Sunan Kalijaga sering menggunakan kesenian daerah seperti wayang, gamelan, dll sebagai media dakwahnya. Beliau wafat pada akhir abad ke 16.
9.      Sunan Muria
Nama aslinya adalah Raden Umar Said, putra Sunan Kalijaga. Beliau seorang mubaligh yang berdakwah ke pelosok-pelosok desa dan pegunungan. Seperti ayahnya, Sunan Muria menggunakan kesenian daerah sebagai media dakwahnya. Setelah wafat beliau dimakamkan di Gunung Muria (Sebelah utara kota Kudus).

Gambar. Walisanga
? Sulawesi
Sebelum Islam masuk ke wilayah Sulawesi, rakyatnya masih menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Kerajaan yang terkenal adalah Gowa Talo, Bone, Wajo dan Sopang.
Pada tahun 1562 – 1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama, Kerajaan Gowa Talo berhasil menakhlukkan daerah Selayar, Bulukumba, Maros, Mandat dan Lawu.kemudian Gowa Talo menjadi kerajaan Islam tanggal 22 September 1605. Setelah resmi masuk Islam, Gowa Talo memperluas kekuasaannya dan menjadi pelabuhan transit yang sagat ramai. Karena Gowa menjadi pelabuhan dagang yang ramai, banyak pedagang dari berbagai daerah yang datang sehingga Gowa Talo sangat terkenal pada masa itu.

? Kalimantan
Sebelum masuknya Islam di Kalimantan ada beberapa kerajaan di sana, antara lain : Dpa, Daha, dan Kahuripan. Berdasarkan hikayat Banjar, Pangeran Samudra meminta bantuan kerajaan Demak untuk memerangi kerajaan Daha, dengan perjanjian apabila kerajaan Daha dapat dikalahkan maka Pangeran Samudra beserta rakyatnya bersedia masuk Islam. Karena kerajaan Daha mengalami kekalahan, semua kerajaan dan rakyatnya diperintahkan masuk Islam.
Hamper bersaaan, daeerah Kalimantan Timur dimasuki orang-orang Islam. Berdasarkan hikayat Kutai, pada masa pemerintahan Raja Mahkota, datanglah dua orang ulama besar bernama Dato Ribandang dan Tuanku Tunggang Parangan. Kedua orang itu masuk islam, tapi kemudian Dato Ribandang kembali ke Makasar dan Tuanku Tunggang Parangan menetap di Kutai. Proses penyebaran Islam di Kutai dan sekitarnya tahun 1575 M.

? Maluku dan Sekitarnya
Islam masuk ke Maluku abad ke 15 dibawa oleh pedagang Muslim dari Pasai, Malaka, dan Jawa.
Raja-raja Maluku yang masuk Islam:
a.       Raja Ternate (Sultan MAhrum)
b.      Raja Tidore (Sultan JAmaludin)
c.       Raja Jailolo (Sultan Hasanuddin)
d.      Raja Bacan (Sultan Zaenal Abidin)
Selain Islam masuk di Maluku, Islam juga masuk di Irian Jaya yang dibawa oleh raja-raja Islam Maluku dan pedagang dari Maluku. Daerah Irian Jaya yang masuk Islam, yaitu Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.

J HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
1.     Masa Penjajahan
Dengan dianutnya agama Islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran Islam telah mendatangkan perubahan. Perubahan itu antara lain:
a.       Masyarakat Indonesia bebas dari pemujaan terhadap berhala dan pendewaan raja serta dibimbing agar menghambakan diri kepada Allah SWT
b.      Rasa persamaan dan rasa keadilan mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dulunya menggunakan diskriminasi dan sistem kasta.
c.       Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan islam dengan semboyan “Hubbul-Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari iman) mampu mengubah cara berpikir masyarakat
d.      Semboyan islam yang berbunyi “Islam agama yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan.
Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan
*      Portugis
Bangsa Portugis datang ke Indonesia dengan Semboyan Gold (tambang emas), gospel (penyebaran agama nasrani) dan glory (kemuliyaan, keagungan). Untuk mewujudkan semboyannya, Portugis melaksanakannya dengan menghalalkan segala cara. Antara lain tahun 1511 mereka merebut Bandar Malaka dari pimpinan Sultan Muhammad Syah. Dari Malaka Portugis menyebarkan pengaruhnya ke seluruh Nusantara, yang dimulai dari Maluku, kemudian menuju pulau Jawa.
Sikap Portugis yang kasar dan angkuh menyebabkan kerajaan islam yang ada di Indonesia melakukan perlawanan, antara lain:
a.       Putra Mahkota Kesultanan Demak (Adipati Unus) memimpin perlawanan Portugis di Malaka, namun serangannya digagalkan oleh Portugis karena mereka lebih unggul dalam persenjataan.
b.      Sultan Trenggono yang meneruskan perlawanan Adipati Unus di Malaka. Berkali-kali beliau mengirim bnatuan ke Aceh untuk mengusir Portugis, namun usahanya masih saja gagal.
c.       Tahun 1526 Demak di bawah pimpinan Fatahillah berangkat menuju Sunda Kelapa. Dalam pertempuran ini Fatahillah berhasil menguasai Sunda Kelapa. Kemudian tanggal 22 Juni 1527 namanya diganti menjadi Jakarta (Jayakarta).
d.      Di daerah Maluku Portugis bersahabat dengan Ternate dan Spanyol bersahabat dengan Tidore, adu domba berhasil dilakukan. Sementara Tidore dan Ternate berperang, Spanyol dan Portugis mengadakan perjanjian yang isinya:
Maluku menjadi milik Portugis
Filipina Selatan milik Spanyol.
Perjanjian ini mengundang kemarahan rakyat Maluku, kemudian Ternate dan Tidore bersatu untuk mengusir Portugis, akhirnya tahun 1574 Portugis berhasil diusir dari bumi Maluku.

*      Belanda
Belanda mendarat pertama kali tahun 1596 tepatnya di Banten dalam pimpinan Cornelis de Houtam. Tujuan datangnya Belanda adalah untuk memaksakan praktik monopoli perdagangan dalam menanamkan kekuasaan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk mencapai tujuan, Belanda menerapkan politik Devide at Impera yang ditujukan untuk mengeruk kekayaan Nusantara dan digunakan untuk membangun bangsanya.
Pemimpin Perlawanan terhadap Belanda:
a.       Di Jawa : Sultan Ageng Tirtayasa, Kyai Tapa, Bagus Buang, Sultan Agung dan Pangeran Diponegoro.
b.      Di Sumatra : Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusai
c.       Di Maluku : Saidi, Sultan Jamaludin, dan Pangeran Neuku
d.      Di Sulawesi Selatan : Sultan Hasanuddin dan Lamadu Kelleng
e.       Di Kalimantan Selatan: Pangeran Antasari, Kyai Demang Leman, Berasa, Haji Masrin, Haji Bayasin, Kyai Lang-lang, Pangeran Hidayat, Pangeran Maradipa dan Tumenggung Mancanegara.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan oleh Belanda, hal ini dikarenakan kurangnya senjata dan kemampuan perang rakyat Indonesia. Namun berkat kerja kerasnya, Bangsa Indonesia mampu mengusir Belanda juga.



2.     Masa Perang Kemerdekaan
*      Peranan Ulama dalam perang kemerdekaan meliputi:
a.       Membina kader Islam melalui pesantren aktif dalam pembinaan masyarakat.
b.      Turut berjuang secara fisik sebagai pemimpin perang.

*      Peran Organisasi dan Pondok Pesantren dalam Perang kemerdekaan:
a.    Serikat Dagang Islam (SDI)
Didirikan oleh H. Samanhudi dan Mas Tirta Adisuryo tahun 1905 di Solo. Tujuan awalnya untuk menggalang kekuatan para pedagang Islam melawan monopoli pedagang Cina dan memajukan agama islam. Tahun 1912 SDI diganti nama Serikat Islam (SI) yang bertujuan untuk menghapus penderitaan, penghinaan, dan ketidakadilan yang menimpa seluruh rakyat Indonesia akibat ulah penjajah Belanda.
Bulan Juni 1916 Serikat Islam mengadakan Kongres pertamanya, dalam kongres ini dijelaskan istilah Nasional. Kemudian tahun 1923 Serikat Islam mengubah namanya menjadi Partai Serikat Islam (PSI).
b.      Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta oleh K.H Ahmad Dahlan tangga 18 November 1912. Peranan Muhammadiyah dititikberatkan pada usaha-usaha mencerdaskan rakyat Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pendirian sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dll.
Tahun 1925 K. H. Ahmad Dahlan meninggal, namun Muhammadiyah sudah berkembang si seluruh Indonesia.
c.       Nahdatul Ulama
Didirikan oleh K. H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wahab Hasbullah di Surabaya tanggal 31 Januari 1926. NU banyak melakukan usaha untuk memajukan dan memperbanyak pesantren, madrasah serta pengajian untuk memajukan islam. Untuk melawan penjajah, NU mengeluarkan pernyataan politik. Antara lain:
Menolak kerja rodi
Menolak rencana ordonasi
Menolak diadakan milisi
Menyokong GAPI
d.      Pondok Pesantren
Para santri yang belajar di pesantren datang dari berbagai pelosok tanah air. Setelah selesai, mereka kembali ke daerahnya masing-masing. Kebanyakan mereka mwndirikan pesantren di daerahnya atau mengajarkan tentang islam kepada masyarakat daerahnya. Pesantren merupakan tempat pencetak generasi muda islam agar kelak menjadi kader umat dan pemimpin masyarakat.

3.     Masa Pembangunan
Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan:
a.       Melakukan usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan tinggi, berbudi luhur dan bertaqwa pada Tuhan YME dengan mendirikan beberapa sekolah dan pondok pesantren.
b.      Melakukan usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dengan mendirikan rumah sakit, panti asuhan, dll.

Peranan NU dalam masa pembangunan:
a.       Mendirikan madrasah-madrasah
b.      Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren.
c.       Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.

Peranan Majelis Ulama dalam masa pembangunan:
a.       Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat islam indonesia pada umumnya.
b.      Memperkuat Ukhuwah Islamiyah dan melaksanakan kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Nasional.
c.       MUI adalah penghubung ulama dan umara serta menjadi penterjemah timbal-balik antara pemerintah dan umat islam Indonesia guna menyukseskan pembangunan Nasional.



Peranan Kelembagaan Islam dalam masa pembangunan:
a.       Melakukan usaha agar masyarakat Indonesia bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara
c.       Memupuk persatuan dan kesatuan umat
d.      Mencerdaskan bagsa Indonesia
e.       Mengadakan pembinaan mental Spiritual