BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Di
era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim semakin beraneka ragam.
Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, mereka bahkan
lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang membatasi perilaku mereka. Di
zaman sekarang ini akidah-akidah islam seperti itu tidak terlalu dihiraukan dan
dijadikan pedoman dalam hidup. Karena pada kenyataannya manusia sekarang kurang
pengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak.
Selama
ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada di
sekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan kewarganegaraan. Namun
ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa di
aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang
telah disampaikan menjadi sia-sia.
Sebagai
generasi penerus Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para generasi
penerus tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu penulis
menyusun makalah ini agar menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral, dan
akhlak masyarakat.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis temukan adalah sebagai
berikut:
1)
Apakah pengertian etika, moral, dan
akhlak itu?.
2)
Bagaimanakah karakteristik etika islam
itu?.
3)
Apakah hubungan tasawuf dengan akhlak?.
4)
Bagaimanakah aktualisasi akhlak dalam
kehidupan bermasyarakat?.
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan
umum
1)
Untuk mengetahui pengertian etika, moral,
dan akhlak.
2)
Untuk mengetahui bagaimanakah
karakteristik etika islam itu.
3)
Untuk mengetahui hubungan tasawuf dengan
akhlak.
4)
Untuk mengetahui aktualisasi akhlak
dalam kehidupan bermasyarakat.
1.3.2 Tujuan
Khusus
1)
Untuk memenuhi tugas mata kuliah agama
islam pada Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga 2013.
1.4
Manfaat
1)
Memperluas wawasan masyarakat mengenai pengetahuan tentang
etika, moral, dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Memberikan pengetahuan bagi masyarakat yang membaca
makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Etika, Moral, dan Akhlak
2.1.1
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno,
yang terdiri dari kata "ethikos",
berarti "timbul dari kebiasaan” adalah segala sesuatu dimana dan bagaimana
cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah,
baik, buruk,
dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan
etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur
etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan
kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan
pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
2.1.2 Pengertian Moral
Kata Moral
berasal dari Bahasa Latin
Moralitas, adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif
di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki
oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan
proses sosialisasi individu, tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman
sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang
diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki
moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral
yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama.
Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem
nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan
perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
2.1.3
Pengertian Akhlak
Akhlak
berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk jamak dari “khuluq”.
Secara bahasa “akhlak” mempunyai arti budi pekerti , tabiat, dan watak. Dalam
kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika. Menurut istilah
yang dijelaskan oleh Ibnu Maskawih “akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang
mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan”.
(Saputra, 2004: 30).
Menurut
Abdul hamid yusuf akhlak adalah ilmu yang memberikan keterangan tentang
perbuatan yang mulia dan memberikan cara-cara untuk melakukannya. (Mahjuddin,
2004: 9), sedangkan menurut Ja’ad maulana “akhlak adalah ilmu yang menyelidiki
gerak jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka
dari perbuatan dan perkatan dan menyingkap hakikat-hakikat baik dan buruk”.
(Zahruddin, 2000: 6). Akhlak menurut Ahmad amin adalah kehendak yang biasa
dilakukan. Artinya segala sesuatu yang kehendak yang terbiasa dilakukan,
disebut akhlak. (Amin, 1995: 62).
2.2
Karakteristik
Etika Islam
2.2.1 Definisi Karakter
Karakter (khuluk) merupakan
suatu keadaan jiwa dimana jiwa bertindak tanpa di pikir atau di
pertimbangkan secara mendalam. Karakter ini ada 2 jenis;
Pertama alamiah dan bertolak dari watak.
Misalnya pada orang yang gampang sekali
marah karena hal paling kecil atau takut menghadapi insiden yang
paling sepele. Juga pada orang yang terkesiap berdebar-debar di sebabkan
suara yang amat lemah yang menerpa gendang telinganya atau ketakutan lantaran
mendengar suata berita atau tertawa berlebih-lebihan hanya karena suatu
hal yang amat sangat biasa yang telah membuatnya kagum, atau sedih sekali cuma
karena suatu hal yang tak terlalu memprihatinkan yang telah menimpanya.
Kedua tercipta melalui kebiasaan dan latihan.
Pada mulanya keadaan ini terjadi karena
di pertimbangkan dan dipikirkan, namun kemudian melalui praktek terus-menerus
menjadi karakter. Karenanya para cendikiawan klasik sering berbeda pendapat
mengenai karakter. Sebagian berpendapat bahwa karakter di miliki oleh jiwa yang
tidak berpikir (nonrasional). Sementara yang lain berkata bahwa bisa juga
karakter itu milik jiwa yang berpikir (rasional). Ada yang berpendapat bahwa
karakter itu alami sifatnya, dan juga dapat berubah cepat atau lamban melalui disiplin
serta nasihat-nasihat yang mulia. Pendapat yang terakhir inilah yang kami
dukung karena sudah kami kaji secara langsung. Adapun pendapat pertama akan
menyababkan tidak berlakunya fakultas nalar, tertolaknya segala bentuk norma
dan bimbingan, tunduknya (kecendrungan ) orang kepada kekejaman dan kelalaian,
serta banyak remaja dan anak berkembang liar tanpa nasihat dan pendidikan. Ini
tentu saja sangat negatif.
2.2.2 Karakteristik
Etika Islam
Etika
adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu
masyarakat tertentu. Moral adalah secara etimologis berarti adat
kebiasaan,susila. Jadi moral adalah perilaku yang sesuai dengan ukuran-ukuran
tindakan yang oleh umum di terima, meliputi kesatuan sosial/lingkungan
tertentu. Sedangkan akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk tentang perkataan/perbuatan manusia lahir dan batin.
Didalam
islam, etika yang diajarkan dalam islam berbeda dengan etika filsafat. Etika
Islam memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Etika Islam mengajarkan dan menuntun
manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku
yang buruk.
2. Etika Islam menetapkan bahwa yang
menjadi sumber moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan
kepada al-Qur’an dan al-Hadits yang shohih.
3. Etika Islam bersifat universal dan
komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia
kapanpun dan dimanapun mereka berada.
4. Etika Islam mengatur dan mengarahkan
fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan mulia serta meluruskan perbuatan
manusia sebagai upaya memanusiakan manusia.
2.3
Hubungan
Tasawuf dengan Akhlak
Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah)
dengan cara mensucikan hati. Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan
malah dapat melihat Tuhan (al-Ma’rifah).
Dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati
kecuali oleh hati yang suci.
Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana
yang buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara
zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan, keteladanan,
pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan bagaimana cara
menyucikan hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah
akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari
penyucian hati.
Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya
dalam bentuk pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu dan amal. Amal
itulah yang dimaksud akhlak . Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak
adalah kesejahteraan hidup manusia de dunia dan kebahagian hidup di akhirat.
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses
pendekatan diri kepada Tuhan), tapi dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha
manusia secara “zahiriyyah” dan “riyadhah”
2.4
Aktualisasi
Akhlak dalam Kehidupan Bermasyarakat
Akhlak terhadap Allah,
1)
Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah konsep dalam aqidah
islam yang menyatakan ke-Esaan Allah dan beriman bahwa hanya Allah semata yang
berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya.
2)
Banyak Berzdikir pada Allah
Zikir (atau Dzikir) artinya
mengingat Allah di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah. Zikir
adalah satu kewajiban. Dengan berzikir hati menjadi tenteram.
3)
Berdo’a kepada Allah SWT
Berdo’a adalah inti dari ibadah.
Orang-orang yang tidak mau berdo’a adalah orang-orang yang sombong karena tidak
mau mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT.
4)
Bertawakal Hanya pada Allah
Tawakal kepada Allah SWT merupakan
gambaran dari sikap sabar dan kerja keras yang sungguh-sungguh dalam
pelaksanaanya yang di harapkan gagal dari harapan semestinya, sehingga ia akan
mampu menerima dengan lapang dada tanpa ada penyesalan.
5)
Berhusnudzhon kepada Allah
Yakni berbaik
sangka kepada Allah SWT karena sesungguhnya apa saja yang di berikan Allah
merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.
Akhlak terhadap Rasulullah,
1)
Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul
Mengacu
kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani hidupnya atau
garis-garis perjuangan/ tradisi yang dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah
merupakan sumber hukum kedua dalam islam, setelah Al-Quran.
2)
Bersholawat Kepada Rosul
Mengucapkan puji-pujian kepada
Rosulullah S.A.W . Sesungguhnya Tuhan beserta para malaikatnya semua memberikan
Sholawat kepada Nabi (dari Allah berarti memberi rakhmat, dan dari malaikat
berarti memohonkan ampunan). Hai orang-orang beriman, ucapkanlah Sholawat
kepadanya (AQ Al Ahzab : 56).
Akhlak
Terhadap diri sendiri,
1)
Sikap sabar
Sabar adalah menahan amarah dan
nafsu yang pada dasarnya bersifat negatif. Kemudian manusia harus sabar dalam
menghadapi segala cobaan.
2)
Sikap Syukur
Dalam keseharian, kadang atau bahkan
sering kali kita lupa untuk ber-Syukur, atau men-Syukuri segala nikmat Allah
yang telah diberikan kepada kita. Ada 3 (tiga) cara yang mudah untuk
men-Syukuri nikmat Allah yaitu bersyukur dengan hati yang tulus, mensyukuri
dengan lisan yang dilakukan dengan memuji Allah melalui ucapan Alhamdulillah,
dan bersyukur dengan perbuatan yang dilakukan dengan menggunakan nikmat dan
rahmat Allah pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya.
3)
Sikap Tawadlhu’
Tawadlhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia
jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu
merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam.
Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan
yang didapatnya bersumber dari Allah SWT.
4)
Bertaubat
Apabila melakukan kesalahan, maka
segera bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. Apabila ada dari kita yang
merasa telah terlalu banyak berbuat dosa dan maksiat sebaiknya kita
jangan berputus asa dari rahmat ampunan Allah, karena Allah SWT
selalu memberikan kesempatan pada kita untuk bertobat.
Akhlak Terhadap Sesama Manusia,
1)
Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
Membina persaudaraan adalah perintah
Allah yang diajarkan oleh semua agama, termasuk agama islam. Oleh sebab itu,
sudah sewajarnya kalau semua elemen membangun ukhuwah dalam komunitasnya.
Apabila ada kelompok tertentu dengan mengatas-namakan agama tetapi enggan
memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan maka perlu dipertanyakan kembali komitmen
keagamaannya.
2)
Ta’awun atau saling tolong menolong
Dalam Islam, tolong-menolong adalah
kewajiban setiap Muslim. Sudah semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya
dilakukan dalam lingkup yang sempit. Tolong-menolong menjadi sebuah keharusan
karena apapun yang kita kerjakan
membutuhkan pertolongan dari orang lain. Tidak ada manusia seorang pun di muka
bumi ini yang tidak membutuhkan pertolongan dari yang lain.
3)
Suka memaafkan kesalahan orang lain
Islam mengajar umatnya untuk
bersikap pemaaf dan suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa menunggu
permohonan maaf daripada orang yang berbuat salah kepadanya. Pemaaf
adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikit
pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah salah satu perwujudan
daripada ketakwaan kepada Allah.
4)
Menepati Janji
Janji memang ringan diucapkan namun
berat untuk ditunaikan. Menepati janji adalah bagian dari iman. Maka
seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda kemunafikan.
Akhlak
Terhadap sesama Makhluk,
1)
Tafakur (Berfikir)
Salah satu ciri khas manusia yang
membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang
berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan,
dan kebaikan.
2)
Memanfaatkan Alam
Kedudukan manusia di
bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang sewenang-wenang, tetapi sebagai
khalifah yang mengemban amanat Allah. Karena itu, segala pemanfaatan manusia atas bumi ini harus dengan
penuh tanggung jawab dan tidak menimbulkan kerusakan. Sebab, Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa
kebiasaan yang baik harus diperhatikan dan disempurnakan, serta kebiasaan yang
buruk harus dihilangkan, karena merupakan faktor yang sangat penting dalam
membentuk karakter manusia berakhlak. Al-Ghozali menjelaskan bahwa mencapai
akhlak yang baik ada tiga cara;
1. Akhlak merupakan anugrah dan rahmat
Allah, yakni orang memiliki akhlak baik secara alamiah (bi-althabi;ah wa al-fitroh).
Sesuatu yang diberikan Allah kepada seseorang sejak ia dilahirkan.
2. Mujahadah, selalu berusaha keras
untuk merubah diri menjadi baik dan tetap dalam kebaikan, serta menahan diri
dari sikap putus asa.
3. Riyadloh, adalah melatih diri secara
spiritual untuk senantiasa dzikir (ingat) kepada Allah.
Al-Ghozali juga berpendapat bahwa
upaya mengubah akhlak buruk adalah kesadaran seseorang akan akhlaknya yang
jelek. Ada empat cara untuk dapat membantu seseorang mengubah akhlaknya yang
jelek menjadi baik, caranya sebagai berikut;
1. Menjadikan murid seorang pembimbing
spiritual (syekh).
2. Minta bantuan seorang yang tulus,
taat, dan punya pengertian.
3. Berupaya unuk mengetahui kekurangan
diri kita dari sesorang yang tidak senang (benci) dengan kita.
4. Bergaul bersama orang banyak dan
memisalkan kekurangan yang ada pada
orang lain bagaikan yang ada pada kita.
Sedangkan menurut Achmad Amin, upaya
mengubah kebiasaan buruk sebagaimana yang dikutip Ishak solih (1990) adalah
hal-hal sebagai berikut ini;
1. Menyadari perbuatan buruk, dan
bertekad untuk meninggalkannya.
2. Mencari Waktu yang baik untuk
mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan niat atau tekad semula.
3. Menghindari diri dari segala yang
dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu
terulang lagi.
Kita harus berupaya semaksimal mungkin
untuk memiliki akhlak (akhlak karimah) dan berupaya dapat menjauhi akhlak jelek
(akhlak sayiah). Jika kita ingin memiliki Negara yang baldatun thoyibatun
warobun ghofur (Negara yang, baik, makmur, dan senantiasa dalam ampunan-Nya)
kuncinya adalah masyarakat, bangsa tersebut harus berakhlak baik. Jika tidak,
kehancuran dan kehinaan akan meliputi masyarakat, bangsa tersebut.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Etika adalah segala sesuatu dimana dan bagaimana
cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Moral merupakan kondisi pikiran,
perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan
buruk. Akhlak adalah perilaku jiwa
seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui
pertimbangan.
Etika
Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan
mulia serta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan manusia. Dari
satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada
Tuhan), tapi dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha manusia secara “zahiriyyah” dan “riyadhah”.
Aktualisasi akhlak dalam kehidupan bermasyarakat
meliputi Aklak terhadap Allah, Akhlak terhadap Rosullah, Akhlak terhadap diri
sendiri, Akhlak terhadap sesame, dan Akhlak terhadap makhluk.
CONTOH KASUS
PELANGGARAN MORAL, ETIKA DAN AKHLAQ DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Kasus perkosaan warga
keturunan saat kerusuhan, pertengahan Mei lalu, di Jakarta dan Solo, bukan
tindak kriminal biasa. Perkosaan ini sangat terencana, sistematis dan sarat
dengan muatan politik. Setidaknya inilah kesimpulan sementara beberapa
organisasi perempuan, diantaranya: Masyarakat Anti Kekerasan Terhadap
Perempuan, Kalyana Mitra, Mitra Perempuan, Koalisi Perempuan, dan Dharma
Wanita.
168 kasus perkosaan
terhadap warga keturunan Tionghoa terjadi saat kerusuhan Mei lalu - dua puluh
diantara korban itu tewas karena terperangkap api dan dibunuh - dilakukan oleh
kelompok (yang tidak menginginkan perubahan) tertentu yang terlatih. Mereka
sengaja melakukan itu agar muncul tuduhan bahwa aksi massa yang menuntut
reformasi telah cacat oleh kasus perkosaan. Bahkan tidak menutup kemungkinan
masih satu paket dengan peristiwa penculikan dan penembakan di Universitas
Trisakti.
Tim relawan membuktikan,
perkosaan itu tidak dilakukan oleh orang awam karena kebencian terhadap warga
keturunan. Apalagi karena kesenjangan sosial. Perkosaan itu semata-mata
dilakukan untuk merusak citra gerakan yang menginginkan perubahan.
Teror mental seperti ini
sangat efektif untuk meredam gerakan-gerakan yang ingin melakukan perubahan,
seperti yang terjadi di Timor-Timur, Aceh dan Irian. juga pernah terjadi di
Timor-Timur, Aceh dan Irian.
Siapa yang melakukan
perbuatan biadab ini ? adalah jawaban yang harus diungkapkan. Karena masalah
perkosaan warga keturunan ini tidak akan selesai begitu saja jika pemerintah
tidak berhasil menyelesaikannya dan mengupayakannya agar menjadi kejadian yang
terakhir dan tidak akan terulang kembali. Ia akan menjadi kenangan buruk dan
menjadi dendam kesumat yang berkepanjangan jika para pemerkosa ini dibiarkan
bergentayangan.
Sesungguhnya derita yang
teramat perih yang ditanggung oleh korban perkosaan massal adalah derita
bangsa. Dan betapa kekerasan yang ditimbulkan oleh sara selalu membawa dampak
yang menghancurkan.
ANALISIS KASUS
Menurut kelompok kami
kasus di atas benar-benar melanggar etika, moral dan akhlak. Yang merasa
dirugikan adalah masyarakat yang menjadi korban pemerkosaan dan masyarakat yang
ada di sekitar korban. Terjadinya pemerkosaan masal ini disebabkan karena
adanya balas dendam terhadap bangsa Tionghoa, namun seharusnya tidak begitu
cara menyelesaikannya, karena bisa jadi yang menjadi korban bukanlah orang yang
bersalah.
Saran kami adalah
sebaiknya apabila ada kasus seperti ini jangan langsung melakukan hal yang
melanggar aturan, karena tidak hanya merugikan korban, orang lain yang ada di
sekitar korban juga ikut rugi. Jadi sebaiknya di analisis dahulu, baru
mengambil keputusan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, Rosihon.
2009. Akhlak Tasawuf. Bandung:Pustaka Setia.
Hamka. 1987.Tasawuf Modern . Jakarta:
Panjimas.
Darajat, Zakiah.
1983. Pengantar Ilmu Tasawuf.Jakarta:
Panjimas.
Anwar, Rosihon. 2009. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka setia.
Anwar, Rosihon. 2009.Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka
Setia.
Rosihon Anwar. 2009. Akhlak Tasawuf.Bandung: Pustaka
Setia.
http://insearching.tripod.com/perkosa.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusLOMBA BLOG !
BalasHapuspermisi, minat ikut lomba blog ?
Hello bloggers Indonesia! Dalam rangka menyambut Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1436 H Refiza Souvenir menyelenggarakan blog competition bagi para bloggers. Tuliskan semua hal tentang souvenir Islami dan dapatkan hadiah menarik dari Refiza. . syarat dan ketentuan http://www.refiza.com/blogcompetition2015/